Kegiatan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kajian Budidaya Ikan di Kabupaten Sukamara Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2022

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kajian Penelitian Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Kajian Budidaya Ikan di Kabupaten Sukamara) Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2022 adalah untuk: mendata, menganalisis dan mengkaji pengembangan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan (budidaya ikan), menyusun upaya-upaya pengembangan usaha sektor kelautan dan perikanan (budidaya ikan) secara terpadu agar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Kabupaten Sukamara.  

Waktu pelaksanaan Kajian Penelitian Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Kajian Budidaya Ikan di Kabupaten Sukamara) Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2022 selama enam (6) bulan mulai dari  Juni 2022 sampai November 2022 bertempat di Kabupaten Sukamara.  Metode kajian penelitian melalui pengumpulan data skunder diperoleh dari dokumen Dinas Perikanan Kabupaten Sukamara, RPJM dan RTRW Kabupaten Sukamara dan pengumpulan data primer diperoleh dengan teknik pengamatan langsung, diskusi dan wawancara.  Data hasil kajian penelitian dianalisis menggunakan analisa SWOT untuk menentukan potensi unggulan dengan menggunakan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities) yang diperkirakan cocok sebagai upaya mengatasi kelemahan (weakness) dan ancaman (threats) yang telah diketahui sebelumnya. 

Gambaran umum Kabupaten Sukamara adalah: a). Memiliki luas wilayah 3.827 km2 dengan panjang garis pantai 75 km;  b). Struktur ruang wilayah Kabupaten Sukamara berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) difungsikan sebagai: Pusat Kegiatan Lokal (PKL), Pusat Kegiatan Lokal yang dipromosikan (PKLp), Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL);  c). Topografi Kabupaten Sukamara yang membujur secara vertikal dari Selatan ke Utara dengan kemiringan 0–1% terletak antara 0–4 m dari permukaan laut dan sebelah Barat dan Utara merupakan daerah daratan dengan ketinggian antara 7–100 m dari permukaan laut;  d). Hidrologi Kabupaten Sukamara berdasarkan potensi air tanah terbagi 2 zona; (1) potensi air tanah sangat tinggi terletak pada daerah sepanjang sungai besar yaitu sungai Jelai dengan bantaran sungai sampai beberapa kilometer ke arah Barat dan Timur; (2) potensi air tanah rendah merupakan daerah yang agak menjauh dari sungai-sungai besar atau diantara dua sungai dan dataran Selatan pegunungan Schwarner;   e). Klimatologi Kabupaten Sukamara dengan kisaran  suhu 19,8 °C - 32,1 °Crata-rata per tahun sebesar 26,6 °C, tingkat  kelembaban  berkisar antara 83–92% dengan rata-rata 87,85%, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember dan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus dengan curah hujan berkisar antara 88368 mm per tahun dan lamanya penyinaran matahari berkisar antara 47–80% per tahun;  f). Geologi Kabupaten Sukamara pada wiayah pesisir penyusun didominasi oleh endapan-endapan alluvium (Qa) dan rawa (Qs), sedangkan karakteristik garis pantai terdiri dari pantai berpasir, kuarsa (silika) dan lanau;   g).  Demografi Kabupaten Sukamara sebanyak 62.044 jiwa terdiri dari perempuan 29.046 jiwa dan laki-laki 32.998 jiwa,  tingkat kepadatan penduduk sebanyak 16 orang per km2, sedangkan sex ratio 1,14 dengan dependency ratio sebesar 44,91 yang menggambarkan dalam 100 orang usia produktif harus menanggung 45 orang usia non produktif;  h). Pertumbuhan ekonomi berdasarkan perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) selama kurun waktu 2014–2018 atau 5 (lima) tahun terjadi peningkatan, pada tahun 2014 sebesar 2.116,60 milyar rupiah dan pada tahun 2018 mencapai 3.887,81 milyar rupiah dengan peningkatan sebesar 1.771,21 milyar rupiah dan didominasi oleh kategori pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 31,02%.

Jenis komoditas budidaya ikan perairan payau yang sudah dikembangkan antara lain yaitu ikan bandeng dan udang vaname,  produksi mencapai ± 1.849,56 ton/tahun dan pemasaran pasar lokal dan nasional.  Nilai jual ikan bandeng dan udang vaname cukup tinggi baik harga dan permintaan pasar lokal dan nasional. Kondisi  perairan  payau  sangat mendukung untuk pengembangan budidaya ikan bandeng dan udang vaname  Jumlah masyarakat yang terlibat  melakukan budidaya ikan bendeng dan udang vename ± 227 jiwa.   Jenis komoditas budidaya ikan perairan umum (tawar) yang sudah kerkembang di Kabupaten Sukamara adalah ikan lele, mas, nila dan patin yang produksinya hanya mencapai ± 263,43 ton/tahun dan pemasaran hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal.  Kondisi perairan umum (tawar) sangat mendukung untuk pengembangan budidaya ikan nila, patin, gabus, toman dan betok.   Nilai jual (harga)  ikan lele, mas, nila dan patin  cukup tinggi di pasar lokal. Jumlah masyarakat pembudidaya ikan nila, patin, gabus, toman dan betok ± 520 jiwa.  Perlu adanya regulasi (peraturan daerah) terhadap pemanfaatan dan pengelolaan lahan tambak, lahan kolam, lahan karamba, lahan jaring apung dan lahan mina padi karena pada umumnya masyarakat sebagai pemilik lahan secara turun temurun. 

Produksi pasca panen hasil perikanan Kabupaten Sukamara adalah: udang segar, daging rajungan, ikan segar, ebi, terasi, ikan asin, kerupuk dan amplang ± 22.7202 kg/bulan dengan harga cukup ekonomis ditingkat lokal.  Unit pengelola produk pasca panen hasil perikanan ± 383 unit dan pemasaran produk pasca panen hasil perikanan sebagai pengumpul sebanyak 10 unit dan sebagai pengencer sebanyak 38 unit.  Sedangkan untuk produksi pasca panen hasil perikanan seperti, wadi ikan, ikan asap, bakso ikan, abon ikan, sosis ikan, bandeng friesto, otak-otak bandeng dll perlu diversifikasi  agar produk dapat lebih bervariasi dan bersertifikat. 

Berdasarkan dari data-data yang telah dikumpulkan, maka dapat disusun matriks SWOT yang memuat alternatif strategi yang akan dipilih sebagai strategi dalam pengembangan usaha unggulan budidaya ikan perairan payau, budidaya perairan umum dan pasca panen hasil perikanan Kabupaten Sukamara.  Faktor internal budidaya ikan perairan payau, budidaya perairan umum  dan pasca panen hasil perikanan memiliki beberapa kekuatan yang dapat dimaksimalkan dan dengan meminimalkan kelemahan.  Pelaku usaha budidaya ikan perairan payau, budidaya perairan umum dan pasca panen hasil perikanan harus memperhatikan faktor eksternal yang menunjukkan peluang maupun ancaman yang dihadapi dalam mengembangkan usaha. Kriteria strategi matriks faktor internal dan eksternal budidaya ikan perairan payau, budidaya perairan umum dan pasca panen memiliki peluang dalam kategori sedang yang dapat dimanfaatkan untuk menjalankan usahanya dengan memaksimalkan kekuatan rata-rata yang dimiliki perlaku usaha pada faktor internal. Nilai total faktor internal dan eksternal pada titik pertemuan terdapat pada poin 5, terjadi pertumbuhan (growth) dan stabilitas (stability). Growth strategy merupakan pertumbuhan dari kekuatan rata-rata pada faktor internal dan sedang pada faktor eksternal, sedangkan untuk stability strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan dari kategori sedang faktor eksternal.  Berdasarkan diagram SWOT, letak poin 1 untuk penentuan strategi pengembangan usaha budidaya ikan perairan payau, budidaya ikan perairan umum dan pasca panen hasil perikanan adalah untuk mendukung strategi agresif.  Strategi terpenting apabila kondisi suatu pelaku usaha berada pada pertumbuhan yang agresif atau cepat dan terdapat kecenderungan pesaing melakukan perang harga dalam rangka meningkatkan pangsa pasar adalah dengan cara meminimalkan biaya (minimize cost) sehingga dapat meningkatkan profit atau keuntungan. Bila matriks faktor internal dan eksternal budidaya ikan perairan payau, budidaya ikan perairan umum dan pasca panen hasil perikanan adalah growth strategy dengan “Konsentrasi Melalui Integrasi Horizontal” pelaku usaha sudah memiliki kekuatan yang dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan serta adanya berbagai peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi ancaman.


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga laporan akhir Kajian Penelitian Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Kajian Budidaya Ikan di Kabupaten Sukamara) Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2022 dapat terselesikan.

Pada kesempatan ini, tidak lupa pula tim kajian penelitian pengembangan kelautan dan perikanan (kajian budidaya ikan di Kabupaten Sukamara) Provinsi Kalimantan Tengah, tahun 2022 mengucapkan terima kasih kepada:

1.    Ketua Bappedalitbang Provinsi Kalimantan Tengah;

2.    Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Palangka Raya;

3.    Kepala Bappeda Kabupaten Sukamara;

4.    Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukamara;

5.    Camat Pemerintah Kabupaten Sukamara;

6.    Lurah dan Kades Pemerintah Kabupaten Sukamara;

7.    Masyarakat Kabupaten Sukamara.

Kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk kesempurnaan laporan akhir kajian Penelitian Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Kajian Budidaya Ikan di Kabupaten Sukamara) Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2022.  Semoga laporan akhir ini bermanfaat dan memberikan kontribusi yang terbaik untuk pengembangan kelautan dan perikanan Kabupaten Sukamara.         

 

                                                                                       Palangka Raya,   Oktober  2022

 

      Tim Peneliti


DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN EKSEKUTIF ……………………………………………………………….    i

KATA PENGANTAR ..................................................................................................      iii     

DAFTAR ISI .................................................................................................................      iv

DAFTAR TABEL .........................................................................................................      vi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................      vi

BAB I.  PENDAHULUAN .....................................................................................            ......      1

1.1  Latar Belakang  ……………………………………………………………       1

1.2  Maksud dan Tujuan ……………………………………………………….       2

1.3  Ruang Lingkup Kegiatan  …………………………………………………       2

1.4  Output/Keluaran  ………………………………………………………….      3

BAB II.  METODE KEGIATAN ………………………………………………........      4

2.1  Waktu dan Tempat Penelitian …………………………………………….        4

2.2  Metode Penelitian ……………………………………..............................         5

2.3  Analisa Data ……………………………………… ..................................         5

BAB III.  GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA ………………….      6

3.1  Luas Wilayah Kabupaten Sukamara ……………………………………..         6

3.2  Topografi Kabupaten Sukamara .………………………………………...         8

3.3  Hidrologi Kabupaten Sukamara ………………………………………….        8

3.4  Klimatologi Kabupaten Sukamara ………………………………..……...         8

3.5  Geologi Kabupaten Sukamara ……………………………………….......         8

3.6  Demografi Kabupaten Sukamara ………………………………………...         9

3.7  Ekonomi Kabupaten Sukamara ………………………………………….         9

BAB IV.  POTENSI BUDIDAYA IKAN KABUPATEN SUKAMARA ………...      10

             4.1  Potensi Kelauatan dan Perikanan Kabupaten Sukamara ………………..         10

 4.2  Potensi Budidaya Ikan Perairan Payau ………………………………….         11

             4.3  Potensi Budidaya Ikan Perairan Umum (Tawar) …………..…………....         12

 4.4  Potensi Pasca Panen Hasil Perikanan Kabupaten Sukamara …………....         14

BAB V.  ANALISA SWOT POTENSI UNGGULAN BUDIDAYA IKAN

               KABUPATEN SUKAMARA ……………………………………….........        16

            5.1  Perumusan Strategi Analisa SWOT ……………………………………..          16

5.2  Analisa SWOT Potensi Unggulan Budidaya Ikan Kabupaten

       Sukamara …………………………………………………………….......         17

       5.2.1  Faktor Internal Budidaya Ikan …………………………………….        18

       5.2.2  Faktor Eksternal Budidaya Ikan …………………………………..         19

       5.2.3  Strategi Pengembangan Ungglan Budidaya Ikan …………………         20

5.3  Analisa SWOT Potensi Unggulan Pasca Panen Hasil Perikanan ………            24

       5.3.1  Faktor Internal Pasca Panen Hasil Perikanan ……………………           24

       5.3.2  Faktor Eksternal Pasca Panen Hasil Perikanan …………….. …...            26

       5.3.3  Strategi Pengembangan Unggulan Pasca Panen Perikanan ……..            27

BAB VI.  KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………         30

            6.1. Kesimpulan ……………………………………………………….........            30

            6.2. Saran ……………………………………………………………………           31

BAB VII.  REKOMENDASI HASIL PENELITIAN …………………………...          32

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………...          34


DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel  1.       Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Kabupaten Sukamara ……..         6

Tabel  2.       Budidaya Ikan Perairan Payau Kabupaten Sukamara ………………….         12

Tabel  3.       Budidaya Ikan Perairan Umum (Tawar) Kabupaten Sukamara ………..          13

Tabel  4.       Pasca Panen Hasil Perikanan Kabupaten Sukamara ……………………         14

Tabel  5.       Matriks SWOT Budidaya Ikan Perairan Payau dan Perairan Umum

                     Kabupaten Sukamara ……………………………………………………        17

Tabel  6.       Matriks Faktor Internal Budidaya Ikan Perairan Payau dan Perairan

                     Umum …………………………………………………………………...        18

Tabel  7.       Matriks Faktor Eksternal Budidaya Ikan Perairan Payau dan Perairan

                     Umum …………………………………………………………………...        20

Tabel  8.       Perhitungan Sumbu X dan Sumbu Y Diagram SWOT …………………         22

Tabel  9.       Matriks SWOT Pasca Panen Hasil Perikanan Kabupaten

                     Sukamara ………………………………………………………………..        24

Tabel 10.      Matriks Faktor Internal Pasca Panen Hasil Perikanan

                     Kabupaten Sukamara ……………………………………………………        25

Tabel 11.      Matriks Faktor Eksternal Pasca Panen Hasil Perikanan

                     Kabupaten Sukamara ……………………………………………………        26

Tabel 12.      Perhitungan Sumbu X dan Sumbu Y Diagram SWOT …………………         28


DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar  1.    Lokasi Kegiatan Penelitian ..…….……………………………………….      4

Gambar  2.    Wilayah Administrais Kabupaten Sukamara ………………………….....      6

Gambar  3.    Daerah Penangkapan Ikan Pelagis di Perairan Kabupaten

                      Sukamara …………………………………………………………………     10

Gambar  4.    Daerah Penangkapan Ikan Demersal di Perairan Kabupaten

                      Sukamara …………………………………………………………………     11

Gambar  5.    Matriks Faktor Internal dan Eksternal Budidaya Ikan Perairan Payau

                      dan Perairan Umum Kabupaten Sukamara ………………………………      21

Gambar  6.    Diagram SWOT Budidaya Ikan Perairan Payau dan Perairan Umum

                      Kabupaten Sukamara ………………………………………………….....      22

Gambar  7.    Matriks Faktor Internal dan Eksternal Pasca Panen Hasil

                      Perikanan Kabupaten Sukamara ………………………………………...       27

Gambar  8.    Diagram SWOT Pasca Panen Hasil Perikanan Kabupaten

                      Sukamara ………………………………………………………………..       28


BAB I.  PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Provinsi Kalimantan Tengah memiliki potensi sumberdaya alam sangat melimpah.  Potensi ini merupakan modal utama untuk lebih maju dalam perkembangannya dimasa-masa mendatang salah satunya adalah potensi kelautan dan perikanan yang terdapat di Kabupten Sukamara. Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ipteks ini menjadi landasan untuk mendorong pertumbuhan dan pendayagunaan sumberdaya Iptek secara lebih efektif, menggalakkan pembentukan jaringan dan mengikat semua pihak (pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat) untuk berperan serta secara aktif, sehingga dapat memperkuat daya dukung iptek bagi keperluan mempercepat pencapaian tujuan negara, meningkatkan daya saing dan kemandirian dalam memperjuangkan kepentingan negara di dunia internasional.

Berdasarkan RTRW Kabupaten Sukamara kawasan perikanan budidaya terletak di Kecamatan Jelai dan Kecamatan Pantai Lunci dengan luas ± 247 Hektar.   Kawasan tersebut dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya ikan perairan payau (tambak ikan bendeng, udang sayur dan udang vaname) sudah mulai berkembang baik dan kegiatan budidaya perairan umum atau tawar (kolam air tenang, karamba, jaring apung dan mina padi untuk pemeliharaan ikan nila, mas, lele  dan patin) pada umumnya belum berkembang dengan baik karena masih bersifat tradisional. Sedangkan pengelolaan kawasan perikanan tangkap perairan payau dan laut yang berada di wilayah Kabupaten Sukamara untuk mendukung kegiatan masyarakat Kecamatan Jelai, Kecamatan Sukamara dan Kecamatan Pantai Lunci dengan luas ± 10.000 m2 ditetapkan sebagai kawasan Pangkalan Pendarata Ikan (PPI) yang dilengkapi sarana prasarana pendukung berada di Kecamatan Jelai.

Potensi kelautan dan perikanan di Kalimantan Tengah khususnya Kabupaten Sukamara dapat dijadikan sebagai andalan untuk meningkatkan kesejahteraan khususnya bagi masyarakat wilayah kawasan pesisir.  Dengan mengembangkan usaha kelautan dan perikanan (budidaya ikan) secara optimal, berimbang dan lestari, maka perencanaan pengembangan kawasan pesisir harus memperhatikan aspek daya dukung perairan yang ada dan ketepatan dalam melakukan usaha dan memilih jenis komoditas unggulan yang akan dikembangkan.  Komoditas perikanan (budidaya ikan) unggulan yang dikembangkan harus produk bernilai ekonomis tinggi, memiliki prospek dan pangsa pasar yang baik, tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, adanya sistem teknologi budidaya yang baik dan dukungan dari pemerintah maupun swasta.

1.2  Maksud dan Tujuan

Maksud dari Kajian Penelitian Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Kajian Budidaya Ikan di Kabupaten Sukamara) Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2022 adalah untuk mendata, menganalisis dan mengkaji pengembangan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan (budidaya ikan) di Kabupaten Sukamara, serta menyusun upaya-upaya pengembangan usaha sektor kelautan dan perikanan (budidaya ikan) secara terpadu agar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya wilayah kawasan pesisir di Kabupaten Sukamara.

Tujuan dari Kajian Penelitian Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Kajian Budidaya Ikan di Kabupaten Sukamara) Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2022 adalah:

a.   Mengetahui kondisi fisik alam dan lingkungan perairan wilayah pengembangan kelautan dan perikanan (budidaya ikan) di Kabupaten Sukamara.

b.  Mengetahui   potensi   sumber daya   kelautan  dan  perikanan  (budidaya  ikan) yang terdapat di Kabupaten Sukamara.

c.  Mengidentifikasi  komoditas  andalan  yang  dapat  dikembangkan melalui kegiatan kelautan dan perikanan (budidaya ikan) Kabupaten Sukamara.

d.   Memberikan   rekomendasi-rekomendasi  teknis  operasional  guna penyusunan langkah kebijakan umum Pemerintah Kabupaten Sukamara dalam pengembangan kebijakan bidang kelautan dan perikanan (budidaya ikan) di masa depan.

1.3  Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup Kajian Penelitian Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Kajian Budidaya Ikan di Kabupaten Sukamara) Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2022 adalah:

a.       Pengembangan potensi kelautan dan perikanan (budidaya ikan) di Kabupaten Sukamara, diperlukan penelitian dan pengembangan yang bersifat arif dan holistic dengan pola dan metoda pendekatan terpadu dan terarah.

b.      Komoditas yang akan dikembangkan baik budidaya perikanan laut maupun perikanan darat, jenis teknologi yang akan digunakan hendaknya lebih menitik beratkan kepada kemampuan pengelolaan SDM yang tersedia berupa teknologi terapan yang dapat diterima masyarakat yang pada gilirannya terjadi peningkatan nilai tambah produk dan kemampuan penerapan teknologi budidaya perikanan tepat guna bagi masyarakat Kabupaten Sukamara.

1.2  Output/Keluaran

Output/keluaran yang diharapkan dari Kajian Penelitian Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Kajian Budidaya Ikan di Kabupaten Sukamara) Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2022 adalah:

a.       Teridentifikasikannya  jenis  komoditas  andalan kelautan dan perikanan (budidaya ikan) yang prospektif dan mempunyai pangsa pasar yang baik untuk dikembangkan.

b.      Terwujudnya rekomendasi–rekomendasi untuk pengembangan potensi sumber daya kelautan dan perikanan  (budidaya ikan) secara terpadu dan menyeluruh.

c.       Tersedianya data dan informasi sebagai dasar bagi pemerintah daerah, investor/swasta dan masyarakat umum mengenai komoditas unggulan kelautan dan perikanan (budidaya ikan) yang dapat dikembangkan.

d.      Tersusunnya dokumen laporan kegiatan penelitian pengembangan kelautan dan perikanan (budidaya ikan) Kabupaten Sukamara


BAB II.  METODE KEGIATAN

2.1  Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu pelaksanaan Kajian Penelitian Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Kajian Budidaya Ikan di Kabupaten Sukamara) Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2022 selama enam (6) bulan mulai dari bulan Juni 2022 sampai bulan November 2022 bertempat di Kabupaten Sukamara.  Lokasi kegiatan penelitian sebagaimana Gambar 1 berikut ini

Gambar 1.  Lokasi Kegatan Penelitian


2.2  Metode Penelitian

Metode pengumpulan data Kajian Penelitian Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Kajian Budidaya Ikan di Kabupaten Sukamara) Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2022 dilaksanakan berdasarkan:

1.    Data Skunder

Pengumpulan data skunder diperoleh dokumen Dinas Perikanan Kabupaten Sukamara, RPJM Kabupaten Sukamara dan RTRW Kabupaten Sukamara.

2.    Dara Primer

Pengumpulan data primer diperoleh dengan teknik pengamatan dan/atau pengumpulan data melalui pengamatan langsung, diskusi dan wawancara.

2.3  Analisa Data

Analisa data Kajian Penelitian Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Kajian Budidaya Ikan di Kabupaten Sukamara) Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2022 adalah berdasarkan analisis SWOT antar komponen untuk menentukan potensi unggulan dengan menggunakan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities) yang diperkirakan cocok sebagai upaya mengatasi kelemahan (weakness) dan ancaman (threats) yang telah diketahui sebelumnya.  


BAB III.  GAMBAR UMUM  KABUPATEN SUKAMARA

3.1  Luas Wilayah Kabupaten Sukamara 

Wilayah Kabupaten Sukamara memiliki luas wilayah 3.827 km2  dengan panjang garis pantai 75 km.  Wilayah administrasi Kabupaten Sukamara terbagi menjadi 5 Kecamatan yang terdiri dari 29 desa dan 3 kelurahan.  Luas wilayah dan jumlah desa/kelurahan Kabupaten Sukamara sebagaimana Tabel 1 berikut ini

Tabel 1.  Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Kabupaten Sukamara

Kecamatan

Luas Wilayah (Km2)

Jumlah Desa/Kelurahan

Balai Riam

539

8 Desa

Permata Kecubung

660

7 Desa

Sukamara

1.028

6 Desa + 2 Kelurahan

Jelai

796

4 Desa + 1 Kelurahan

Pantai Lunci

804

4 Desa

              Jumlah            

3.827

29 Desa + 3 Kelurahan

Sumber: Kabupaten Sukamara Dalam Anggka 2019

Wilayah Kabupaten Sukamara memiliki luas wilayah 3.827 km2  dengan panjang garis pantai 75 km.  Wilayah administrasi Kabupaten Sukamara sebagaimana Gambar 2 berikut ini.

Gambar  2.  Wilayah Administrasi Kabupaten Sukamara


Struktur ruang wilayah Kabupaten Sukamara berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sukamara tahun 2012–2032 difungsikan sebagai pusat-pusat kegiatan pengembangan kawasan, meliputi:

a.  Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Sukamara sebagai kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala Kabupaten atau beberapa Kecamatan.

b.  Pusat Kegiatan Lokal yang dipromosikan (PKLp) Balai Riam memiliki fungsi sebagai:

1.  Kawasan pertanian;

2.  Kawasan  perkebunan;

3.  Kawasan pertambangan;

4.  Kawasan agrobisnis dan industri;

5.  Kawasan permukiman perdesaan; dan/atau

6.  Kawasan agropolis.

c.  Pusat Kegiatan Lokal yang dipromosikan (PKLp) Kuala Jelai memiliki fungsi sebagai:

1.  Kawasan permukiman perdesaan;

2.  Kawasan pertanian;

3.  Kawasan perikanan;

4.  Kegiatan pariwisata;

5.  Kegiatan agrobisnis dan industri;

6.  Kawasan transmigrasi; dan/atau

7.  Kegiatan agropolis.

d.  Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Ajang memiliki fungsi sebagai:

1.  Kawasan permukiman perdesaan;

2.  Kawasan pertanian;

3.  Kawasan perkebunan;

4.  Kegiatan agropolis; dan/atau

5.  Kegiatan  pertambangan.

e.  Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) Sungai Cabang Barat memiliki fungsi sebagai:

1.  Kawasan lindung;

2.  Kawasan pertambangan;

3.  Kawasan wisata;

4.  Kegiatan maritim;

5.  Pusat konservasi;

6.  Kegiatan perikanan; dan/atau

7.  Kawasan permukiman perdesaan.

3.2  Topografi Kabupaten Sukamara        

Kabupaten Sukamara memiliki topografi bervariasi yang membujur secara vertikal dari Selatan ke Utara. Topografi Kecamatan Jelai dan Kecamatan Pantai Lunci dari selatan ke tengah termasuk daerah dataran rendah bersifat datar dan melandai dengan kemiringan    0–1% terletak antara 0–4 m dari permukaan laut. Topografi Kecamatan Sukamara, Kecamatan Balai Riam dan Kecamatan Permata Kecubung dari sebelah Barat dan Utara termasuk daerah daratan yang berombak dan perbukitan dengan ketinggian 7–100 m dari atas permukaan laut.

3.3  Hidrologi Kabupaten Sukamara 

Hidrologi Kabupaten Sukamara dibagi 2 zona, yaitu potensi air tanah sangat tinggi dan potensi air tanah rendah.  Potensi air tanah sangat tinggi, umumnya terletak pada daerah sepanjang sungai besar yaitu Sungai Jelai dengan bantaran sungai sampai beberapa kilometer  kebagian Barat dan Timur, setelah daerah potensi air tanah sangat tinggi menuju potensi air tanah rendah.  Potensi air tanah rendah merupakan daerah yang agak menjauhi sungai-sungai besar atau diantara dua sungai dan dataran selatan dari pegunungan Schwarner.

3.4  Klimatologi Kabupaten Sukamara     

Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember dan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus.  Sedangkan jumlah hari hujan terjadi antara 2 sampai 29 hari setiap bulannya.   Besarnya curah hujan berkisar antara 88368 mm per tahun, sedangkan lamanya penyinaran matahari berkisar antara 47–80% per tahun. Suhu rata-rata di Kabupaten Sukamara setiap tahun sebesar 26,6 °C, suhu minimum pada 19,8 °C terjadi pada bulan September dan suhu maksimum pada 32,1 °C terjadi pada bulan Oktober dengan tingkat kelembaban rata-rata 87,9%.

3.5  Geologi Kabupaten Sukamara    

Proses geologi yang terdapat di Kabupaten Sukamara adalah sedimentasi atau pengendapan yang terlihat jelas pada citra satelit, sehingga akhirnya mengakibatkan garis pantai bertambah terutama pada delta-delta sungai.  Hal ini juga ditandai oleh adanya perubahan pematang pantai yang makin bertambah ke arah hutan, yang terdapat di sepanjang pantai terutama di sekitar muara Sungai Jelai.  Intrusi air asin terutama pada morfologi dataran mulai terdapat di Kelurahan Kuala Jelai.

3.6  Demografi Kabupaten Sukamara       

Jumlah penduduk Kabupaten Sukamara pada tahun 2018 sebanyak 62.044 jiwa terdiri dari perempuan 29.046 jiwa dan laki-laki 32.998 jiwa, dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 16 orang per km2.  Kecamatan Sukamara merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terpadat, yaitu 27.264 jiwa (BPS, 2019).  Sex ratio merupakan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan, sex ratio Kabupaten Sukamara pada tahun 2018 sebesar 32.998:29.046 = 1,14.  Dependency ratio Kabupaten Sukamara pada tahun 2018 sebesar 44,91. Hal ini menggambarkan dalam 100 orang usia produktif harus menanggung 45 orang usia non produktif.

3.7  Ekonomi Kabupaten Sukamara 

Berdasarkan BPS Kabupaten Sukamara (2019), dalam kurun waktu lima tahun terakhir struktur perekonomian masyarakat Kabupaten Sukamara masih didominasi oleh kategori pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 31,02%. Besarnya sumbangan kategori pertanian, kehutanan dan perikanan terhadap nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kabupaten Sukamara menunjukkan ekonomi Kabupaten Sukamara masih bergantung pada sumberdaya alam (resource base). 


BAB IV.   POTENSI BUDIDAYA IKAN KABUPATEN SUKAMARA

4.1  Potensi Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukamara

Kabupaten Sukamara juga memiliki potensi perikanan pesisir dan laut sepanjang 75 km terletak di Kecamatan Jelai, Kecamatan Pantai Lunci dan Kecamatan Sukamara.  Hal ini didukung oleh kondisi perairan di wilayah pesisir yang masih alami bagi beragam biota laut. Ekosistem terumbu karang yang masih alami dan ekosistem mangrovenya yang sehat, menjadikan kawasan ini sebagai salah satu tujuan utama penangkapan ikan di Laut Jawa. Beberapa jenis ikan yang merupakan potensi laut antara lain adalah  ikan pelagis dan ikan demersal (KKP, 2016).

Ikan pelagis dibagi menjadi ikan pelagis besar dan ikan pelagis kecil. Jenis ikan pelagis besar antara lain ikan tuna besar, ikan pedang/setuhuk, ikan tuna kecil dan jenis- jenis ikan cucut.  Jenis ikan pelagis kecil antara lain: ikan selar, kembung, teri, layang, tembang, lemuru dan ikan terbang.  Daerah penangkapan ikan pelagis di perairan Kabupaten Sukamara sebagaimana Gambar 3 berikut ini. 

Gambar 3.  Daerah Penangkapan Ikan Pelagis di Perairan Kabupaten Sukamara

Ikan demersal umumnya berkaitan langsung dengan ekosistem pesisir ekosistem mangrove, ekosistem padang lamun dan ekosistem terumbu karang sebagai habitat menetap dan habitat temporer/ruaya pasang surut.  Jenis ikan demersal adalah ikan karang, antara lain: ikan pari, udang  windu  dan kepiting rajungan.  Daerah penangkapan ikan demersal di perairan Kabupaten Sukamara sebagaimana Gambar 4 berikut ini.

Gambar  4.  Daerah Penangkapan Ikan Demersal di Perairan Kabupaten Sukamara

Kabupaten Sukamara memiliki perairan umum (sungai, danau dan rawa) menghasilkan berbagai ikan dan udang, seperti halnya udang galah (komoditas unggulan), ikan gabus, ikan betok, ikan toman, ikan belida, ikan betutu, ikan lais, ikan baung, ikan tapah, ikan kapar, ikan seluang, ikan kerandang dan ikan kelabau.  Potensi ikan tersebut bernilai jual lumayan baik bila dijual dalam keadaan segar maupun dalam bentuk diasinkan, tapi masih belum maksimal dimanfaatkan. 

4.2  Potensi Budidaya Ikan Perairan Payau

Klaster percontohan maupun tambak mandiri masyarakat, pemerintah daerah dan investor menyusun potensi lahan baru untuk Detail Engineering Design (DED) tambak sesuai permintaan KKP dengan luas lahan 1.000 Hektar di sepanjang pesisir pantai diusulkan masuk DED.  Luas lahan tambak di kecamatan Pantai Lunci ± 194 Hektar  (Desa Sungai Damar ± 33 Hektar, Desa Sungai Tabuk ± 73 Hektar, Desa Cabang Barat ± 54 Hektar dan Desa Sungai Pasir ± 34 Hektar). Luas lahan tambak di Kecamatan Jelai ± 806 Hektar (Kelurahan Jelai ± 394 Hektar, Desa Sungai Baru ± 295 Hektar, Desa Sungai Bundung ± 37 Hektar dan Desa Sungai Raja ± 80 Hektar.  Luas potensi kawasan perikanan kedua kecamatan ± 2.832 Hektar berada dalam kawasan eksisting dan pengembangan.

Budidaya ikan perairan payau Kabupaten Sukamara yang sudah dikembangkan sebagaimana Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2.  Budidaya Ikan Perairan Payau Kabupaten Sukamara

No.

Jenis

Komoditas

Sistem Teknologi

Budidaya

Luas

(Ha)

Produksi

(Ton/Tahun)

Harga Jual (kg)

Jalur Pemasaran

Jumlah Pelaku Usaha

1.

Ikan Bandeng

Tambak Tradisional (Ekstensif)

439,99

1.765,30

15.000

Sukamara, Pangkalan Bun dan Pontianak

219 Jiwa

2.

Udang Vaname

Tambak Intensif

1,61

84,26

58.500

Kumai, Pontianak, Lamongan, Pati, Serang dan Jakarta

8 Jiwa

Jumlah

441.60

1.849,56

 

227

Sumber:  Laporan Tahunan Dinas Perikanan Kabupaten Sukamara 2021

Kondisi perairan payau sangat mendukung untuk pengembangan budidaya ikan bandeng dan udang vaname terutama salinitas air payau berkiran antara 15–20 ‰ (ppt) dan suhu perairan berkisar antara 26–29 oC dengan besarnya curah hujan berkisar antara 88368 mm per tahun dan lamanya penyinaran matahari berkisar antara 47–80% per tahun.

Jenis komoditas budidaya ikan perairan payau yang sudah kerkembangan di Kabupaten Sukamara adalah ikan bandeng dan udang vaname yang produksinya hanya mencapai ± 1.849,56 ton/tahun (produksi ini belum maksimal) dan sebagai pelalu usaha berjumlah ± 227 jiwa. Selain budidaya ikan bandeng dan udang vaname Kabupaten Sukamara, masyarakat Kecamatan Jelai dan Pantai Lunci sudah ada melakukan budidaya udang sayur yang bibitnya berasal dari alam tanpa diberi pakan dan hanya menggunakan pakan alami yang terdapat pada tambak), harga udang sayur ± Rp. 15.000,- per kg dengan jalur pemasaran melalui pasal lokal (Sukamara, Kabupaten tetangga dan Ibu Kota Provinsi/Palangka Raya).  Tambak budidaya ikan bandeng dan tambak udang sayur milik masyarakat di Kecamatan Jelai dan Pantai Lunci jumlah cukup banyak sedangkan  pengelolaan masih bersifat tradisional dengan sistem curen (kemalir) dan kondisi lahan tambak banyak yang tidak terawat terutama tumbuhan mangrove banyak yang mati (lahan gundul), untuk meningkatkan produksi sangat perlu dilakukan pengembangan dan pengelolan ke arah yang intinsif melalui penghijauan kembali dengan tanaman mangrove.

4.3  Potensi Budidaya Ikan Perairan Umum (Tawar)

Potensi jenis komoditas budidaya ikan perairan umum (tawar) yang sudah kerkembangan di Kabupaten Sukamara adalah ikan lele, mas, nila dan patin yang produksinya hanya mencapai ± 263,43 ton/tahun (produksi ini belum maksimal) dan sebagai pelalu usaha berjumlah ± 520 jiwa.  Potensi lahan budidaya ikan perairan umum (tawar) ± 6,496 Hektar. Budidaya ikan perairan umum (tawar) Kabupaten Sukamara yang sudah dikembangkan sebagaimana Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3.  Budidaya Ikan Perairan Umum (Tawar) Kabupaten Sukamara

No.

Jenis

Komoditas

Sistem Teknologi

Budidaya

Luas

(Hektar)

Produksi

(Ton/Tahun)

Harga Jual (kg)

Jalur Pemasaran

Jumlah Pelaku Usaha

1.

Ikan Lele, Mas, Nila dan Patin

Kolam Air Tenang  Tradisional (Ekstensif)

6,37

159,98

25.000

Sukamara, Pangkalan Bun dan Pontianak

386 Jiwa

2.

Ikan Mas, Nila dan Patin

Karamba Semi Intensif

0,061

74,42

25.000

Sukamara

97 Jiwa

3.

Ikan Nila dan Patin

Jaring Apung Semi Intensif

0,023

28,07

30.000

Sukamara

35 Jiya

4.

Ikan Nila

Mina Padi Tradisional (Ekstensif)

0,040

0,96

25.000

Sukamara

2 Jiwa

Jumlah

6.496

263,43

 

520

Sumber:  Laporan Tahunan Dinas Perikanan Kabupaten Sukamara 2021

Kondisi perairan umum (tawar) sangat mendukung untuk pengembangan budidaya ikan lele, mas, nila dan patin terutama kadar derajat keasaman (pH) berkiran antara 5–6, suhu perairan berkisar antara 26–29 oC dan oksigen terlarut berkisar antara 4–6 ppm dengan besarnya curah hujan berkisar antara 88368 mm per tahun dan lamanya penyinaran matahari berkisar antara 47–80% per tahun. 

Jenis komoditas budidaya ikan perairan umum (tawar) yang sudah dikembangkan adalah jenis komoditas ikan introduksi (ikan lele, mas, nila dan patin). Untuk jenis komoditas budidaya ikan lokal (ikan gabus, betok, belida, toman, kelabau dan udang galah) masih belum banyak dilakukan, sedangkan lahan tersedia, kondisi perairan mendukung, jalur pemasaran baik lokal maupun nasional tersedia dan harga jual produk relatif ekonomis mahal. Pengembangan  budidaya  ikan  perairan umum (tawar)  perlu adanya  regulasi (peraturan daerah) terhadap pemanfaatan dan pengelolaan lahan: kolam, karamba, jaring apung dan mina padi untuk masyarakat Kabupaten Sukamara sebagai pemilik lahan secara turun temurun.

Budidaya ikan sistem karamba dengan memanfaatkan sungai Jelai terkendala dengan adanya perusahan sawit yang limbahnya langsung ke badan aliran sungai, sehingga dapat mempengaruhi kualitas air (bau air) pada musim kemarau dan ikan yang dipelihara dalam karamba sering mengalami kematian masal. Pengembangan budidaya sistem karamba dialihkan dengan pengembangan budidaya sistem kolam terpal dan kolam bioflok dengan menggunakan mata air dari perbukitan dengan sistem pompa.  Kabupaten Sukamara perlu program pengembangan budidaya perikanan benih ikan tawar dan payau, pakan ikan dan sarana prasarana perikanan budidaya ikan air tawar maupun air payau (Dinas Perikanan Kabupaten Sukamara, 2020). Benih dan pakan ikan untuk budidaya ikan perairan tawar dan payau setiap tahun selalu meningkat seiring dengan pengembangan usaha budidaya. 

4.3  Potensi Pasca Panen Hasil Perikanan Kabupaten Sukamara

Pasca panen hasil perikanan di Kabupaten Sukamara yang sudah berkembang adalah dalam bentuk: udang segar, daging rajungan, ikan segar, ebi, terasi, ikan asin, kerupuk dan amplang. Potensi pasca panen hasil perikanan Kabupaten Sukamara yang sudah dikembangkan sebagaimana Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4.  Pasca Panen Hasil Perikanan Kabupaten Sukamara

No.

Kecamatan

Jenis Pasca Panen Hasil Perikanan

Produksi (Kg/Bulan)

Harga Jual

(Kg)

Jalur

Pemasaran

 Jumlah  

 Pelaku Usaha

1.

Pantai Lunci

1. Udang segar

      2.000

100.000

Sukamara, Pangkalan Bun & Pontianak

4 Jiwa

2. Daging rajungan

1.800

200.000

Pangkalan Bun

72 Jiwa

3. Ikan segar

400

15.000

Pangkalan Bun & Semarang

4 Jiwa

4. Ikan asin & ebi

2.000

25.000–100.000

Pangkalan Bun & Semarang

2 Jiwa

5. Terasi

50

60.000

Sukamara & Pangkalan Bun

10 Jiwa

2.

Jelai

1. Kerupuk

930

80.000

Sukamara

31 Jiwa

2. Ikan  segar     dan   udang segar

3.500

15.000–100.000

Pangkalan Bun & Semarang

7 Jiwa

3. Ikan asin & ebi

2.600

25.000–100.000

Pangkalan Bun & Semarang

26 Jiwa

4. Terasi

40

60.000

Sukamara & Pangkalan Bun

8 Jiwa

3.

Sukamara

1. Kerupuk         dan amplang

2.875–4.025

80.000–130.000

Sukamara, Pangkalan Bun & Ketapang

115 Jiwa

2. Ikan asin

2.500

15.000–45.000

Sukamara & Ketapang

20 Jiwa

Jumlah

22.7202

 

299 Jiwa

Sumber:  Laporan Tahunan Dinas Perikanan Kabupaten Sukamara 2021

Pasca panen hasil perikanan udang segar, daging rajungan, ikan segar, ebi, terasi, ikan asin kerupuk dan amplang berbahan baku berasal dari hasil tangkapan perairan laut dan perairan umum (tawar) dengan total produksi ± 22.7202 kg/bulan dengan harga berkisar antara Rp. 15.000,- sampai Rp. 130.000,- dan sebagai pelalu usaha berjumlah ± 299 jiwa.  Sedangkan untuk pasca panen hasil perikanan berupa: wadi ikan, ikan asap, bakso ikan, abon ikan, sosis ikan, bandeng fristo, otak-otak bandeng dll masih belum kerkembangan, sedangkan harga relatif ekonomis.  Kabupaten Sukamara perlu melakukan diversifikasi produk pasca panen hasil perikanan agar produk dapat lebih bervariasi dan bersertifikat, karena didukung sarana dan prasarana pasca panen hasil perikanan tangkap dan budidaya di Kabupaten Sukamara yang sudah ditetapkan sebagai kawasan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) yang terdapat di Kecamatan Jelai dan Kecamatan Pantai Lunci dengan luasan ± 10.000 m2 pada RTRW Kabupaten Sukamara. Pengelola PPI Kabupaten Sukamara oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Tengah (DKP, 2018 dan Peraturan Bupati Kabupaten Sukamara Nomor. 37 Tahun 2016).  Sarana dan prasarana PPI yang berada di Kecamatan Jelai dalam keadaan tidak berfungsi dengan baik, sedangkan PPI sebagai penyedia es batu yang dibutuhkan oleh nelayan lokal dan nelayan luar daerah.  

Pengembangan kuliner masakan ikan-ikan laut (kepiting, kerang, udang windu, cumi-cumi ikan tenggiri, ikan bawal laut dll) pada warung-warung makan di wisata Pantai Lunci dan pengembangan souvenir pernak pernik hasil olehan masyarakat melalui kegiatan UMKM berupa kerupuk dan amplang yang berasal dari perikanan tangkap perairan laut (ikan tanggiri dan bandeng dll) dan perairan umum (ikan gabus, lais dan belida dll) sebagai bahan oleh-oleh bela wisatawan berkunjung di wisata pantai unggulan Kecamatan Pantai Lunci Kabupaten Sukamara.


BAB V.  ANALISA SWOT POTANSI UNGUGLAN BUDIDAYA IKAN KABUPATEN SUKAMARA

5.1  Perumusan Strategi Analisa SWOT

Analisa SWOT merupakan alat bantu analisa untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dengan melihat hubungan atau interaksi antara faktor-faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan terhadap faktor-faktor eksternal berupa peluang dan ancaman sehingga dapat merumuskan suatu strategi potensi unggulan budidaya ikan perairan payau laut maupun budidaya ikan perairan umum (Afrianto et al., 2018).  Perumusan strategi analisa SWOT potensi potensi unggulan budidaya ikan Kabupaten Sukamara adalah:

1.      Strategi agresif yang dilakukan adalah mendukung kebijakan pengembangan usaha, karena merupakan situasi yang sangat menguntungkan dan didukung oleh adanya kekuatan dan peluang sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.

2.      Strategi development (produk/pasar) dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaat-kan peluang jangka panjang, karena merupakan situasi dimana adanya ancaman diimbangi oleh adanya kekuatan internal.

3.      Strategi turn-around difokuskan untuk meminimalkan masalah internal pelaku usaha sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik, karena merupakan situasi ketika peluang pasar sangat besar namun pelaku usaha memiliki kendala/kelemahan internal yang juga besar.

4.      Strategi defensif dimana pelaku usaha sedang menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal, karena merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan.

Setelah analisa SWOT, kemudian dilakukan pembuatan matriks SWOT untuk merumuskan alternatif strategi bagi pelaku usaha dengan memanfaatkan kemungkinan alternatif strategis sebagai berikut:

Strategi SO:   Adalah strategi  yang memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut peluang sebesar-besarnya.

Strategi ST:  Adalah  strategi  dalam  menggunakan kekuatan yang dimiliki pelaku usaha untuk mengatasi ancaman.

Strategi WO: Adalah  strategi  yang  dapat  diterapkan  berdasarkan   pemanfaatan  peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

Strategi WT:  Adalah  strategi  berdasarkan   pada   kegiatan   yang   bersifat   defensif   dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada untuk menghindari ancaman.

5.2  Analisa SWOT Potensi Unggulan Budidaya Ikan Kabupaten Sukamara

Faktor-faktor pengembangan budidaya ikan perariran payau dan budidaya ikan perairan umum (tawar) Kabupaten Sukamara memiliki faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal yang menunjukkan peluang dan ancaman yang akan dihadapi (Kristina et al., 2020).  Berdasarkan dari data-data yang telah dikumpulkan, maka dapat disusun matriks SWOT yang memuat alternatif strategi yang akan dipilih sebagai strategi dalam pengembangan usaha unggulan budidaya ikan perairan payau dan perairan umum (tawar) Kabupaten Sukamara yang dapat diterapkan sesuai dengan matriks SWOT sebagaimana Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5.  Matriks SWOT Budidaya Ikan Perairan Payau dan Tawar Kabupaten Sukamara

5.2.1  Faktor Internal Budidaya Ikan

Faktor internal budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum (tawar) memiliki beberapa kekuatan diantaranya adalah; tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum, menyediakan kualitas dan kuantitas produk unggulan budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum, mempertahankan kualitas dan kuantitas air yang mendukung pertumbuhan dan kelangsungan biota budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum, tersedianya tenaga kerja masyarakat melalui program padat karya untuk pengembangan budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum, memiliki lokasi usaha yang strategis dan mudah dijangkau yang terdapat di Kecamatan Kuala Jelai dan Pantai Lunci Kabupaten Suakamara, memiliki luas lahan usaha yang terpisah dengan daerah pemukiman sesuai dengan fungsinya dan melakukan penanganan pasca panen sebagai bahan pangan yang bermutu dan bernilai ekonomis.

Kekuatan internal ini harus dapat lebih ditingkatkan dan dimaksimalkan dengan meminimalkan kelemahan yang dimiliki; terbatasnya modal usaha yang dimiliki, terbatasnya persediaan produk karena dipengaruhi oleh ketersediaan sarana dan prasarana, keterbatasan pemasaran produk budidaya ikan yang masih belum bersertifikat, terbatasnya tenaga kerja yang kurang mencukupi dalam kegiatan proses produksi dan keterbatasan pengetahuan maupun keterampilan dalam penanganan pasca panen produk budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum.  Faktor-faktor kekuatan dan kelemahan merupakan faktor internal yang terdapat pada budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum (tawar) yang harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin sehingga pelaku usaha mampu mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan peluang-peluang yang ada untuk mengatasi setiap ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar (Talib et al., 2018.  Matriks faktor internal budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum Kabupaten Sukamara dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.  

Tabel 6.  Matriks Faktor Internal Budidaya Ikan Perairan Payau dan Perairan Umum

No.

Faktor Internal

Bobot (B)

Ranting (R)

B x R

Komentar

Kekuatan (Strengths)

1.

Sumber Daya  Manusia  (SDM)

0.11

4

0.44

Memiliki pengetahuan dan keterampilan

2.

Kualitas dan kuantitas produk

0.11

4

0.44

Udang vaname dan ikan bandeng

3.

Kualitas dan kuantitas air

0.11

3

0.33

Sesuai kebiasaan hidup ikan

4.

Ternaga kerja

0.11

3

0.33

Terprogram

5.

Lokasi usaha

0.08

3

0.24

Mudah dijangkau

6.

Luasan lahan usaha

0.11

3

0.33

Sesuai kegunaan

7.

Penanganan pasca panen

0.11

3

0.33

Menarik

Jumlah (1)

0.74

23

2.44

 

 Kelemahan (Weakness)

1.

Modal usaha

0.08

1

0.08

Terbatas

2.

Ketersediaan  produk

0.08

2

0.16

Terbatas

3.

Pemasaran produk

0.08

1

0.08

Terbatas

4.

Jumlah tenaga kerja terlibat

0.06

2

0.12

Kurang mencukupi

5.

Proses penanganan pasca panen

0.06

1

0.06

Memiliki sirtifikat

Jumlah (2)

0.36

7

0.50

 

Total (1 + 2)

1.10

32

2.94

 

 

5.2.2  Faktor Eksternal Budidaya Ikan

Faktor eksternal budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum (tawar) Kabupaten Sukamara terfokus pada struktur dan cara pengelolan usaha dalam mempertahankan produk terhadap tingkat persaingan.  Pelaku usaha budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum harus mampu menganalisa dan mengembangkan usahanya untuk mengambil keuntungan pada lingkungan eksternal (Afrianto et al., 2018). Pelaku usaha budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum (tawar) harus memperhatikan faktor-faktor lingkungan eksternal yang menunjukkan peluang maupun ancaman yang dihadapi dalam mengembangkan usaha budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum.

Pelaku usaha budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum memiliki beberapa peluang diantaranya adalah; dapat memperluas jaringan pemasaran, menggunakan sistem  teknologi budidaya secara maksimal agar produksi dapat ditingkatkan melalui kegiatan inovasi, mengembangkan mutu produksi melalui diversifikasi usaha agar usaha dapat lebih bervariasi, meningkatkan pengembangan produk dengan budidaya intensif  terhadap proses produksi melalui dukungan pemerintah sebagai pendamping maupun pembina agar pelaku usaha budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum dapat mengembangkan usahanya kearah yang lebih baik dan meningkatkan kerjasama dengan pemerintah dan swasta dalam bentuk kegiatan pelatihan guna mengembangkan kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia sebagai pelaku usaha budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum di Kabupaten Sukamara.

Peluang-peluang yang ada harus dimanfaatkan oleh pelaku usaha budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum (tawar) dengan sebaik-baiknya agar dapat mengatasi ancaman-ancaman terhadap perkembangan harga produk yang berfluktuasi, perkembangan sistem teknologi budidaya semakin cepat, persaingan produk sejenis yang datang dari dalam daerah maupun luar daerah, rendahnya minat konsumen terhadap produk budidaya dan daya beli masyarakat terhadap produk budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum merupakan ancaman yang datang dari luar (Kristina et al., 2020).  Matriks faktor eksternal budidaya ikan perairan payau dan perairan umum (tawar) Kabupaten Sukamara dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini.  

Tabel 7.  Matriks Faktor Eksternal Budidaya Ikan Perairan Payau dan Perairan Umum

No.

Faktor Internal

Bobot (B)

Ranting (R)

B x R

Komentar

Peluang (Opportunities)

1.

Jaringan pemasaran

0.10

4

0.40

Mendukung

2.

Teknologi budidaya

0.13

4

0.52

Penerapan teknologi budidaya

3.

Potensi produk budidaya

0.13

4

0.52

Mendukung ketersedian produk

4.

Pengembangan budidaya

0.10

3

0.30

Inovatif

5.

Dukungan pemerintah

0.13

4

0.52

Promosi dan pelatihan

Jumlah (1)

0.59

19

2.26

 

 Ancaman (Threats)

1.

Harga produk berfluktuasi

0.10

1

0.10

Tergantung ketersedian produk

2.

Perkembangan ipteks

0.06

2

0.12

Semakin cepat

3.

Persaingan produk

0.06

1

0.06

Dari dalam dan luar negeri

4.

Minat terhadap produk budidaya

0.10

1

0.10

Rendah

5.

Daya beli masyarakat

0.10

1

0.10

Rendah

Jumlah (2)

0.42

6

0.48

 

Total (1 + 2)

1.01

25

2.74

 

 

5.2.3  Strategi Pengembangan Unggulan Budidaya Ikan

Pelaku usaha unggulan budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum Kabupaten Sukamara dapat mengembangkan potensi besar dengan cara menekankan pada peningkatan mutu atau kualitas produk budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum sesuai dengan tuntutan pasar dan menghindari ancaman-ancaman yang dapat menghambat pengembangan usaha (Hatta et al., 2018).  Strategi yang dihasilkan oleh analisa SWOT pada matriks SWOT  pada Tabel 7 menunjukkan beberapa alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum Kabupaten Sukamara.  

Kriteria strategi matriks faktor internal dan eksternal dapat dilihat pada Gambar 5, dimana faktor ekstrenal budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum Kabupaten Suakarama memiliki peluang dalam kategori sedang yang dapat dimanfaatkan untuk menjalankan usahanya dengan memaksimalkan kekuatan rata-rata yang dimiliki perlaku usaha pada faktor internal budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum Kabupaten Sukamara.  

Gambar  5.  Matriks Faktor Internal dan Eksternal Budidaya Ikan

Perairan Payau dan Perairan Umum Kabupaten Sukamara

Nilai total faktor internal dan eksternal tersebut, diperoleh titik pertemuan antara nilai total faktor internal dan nilai total faktor eksternal terdapat pada poin 5, dimana  pertumbuhan (growth) dan stabilitas (stability).  Growth strategy merupakan pertumbuhan dari kekuatan rata-rata faktor internal dan sedang pada faktor eksternal, sedangkan untuk stability strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan dari kategori sedang faktor eksternal.  Strategi pertumbuhan  didesain agar usaha mampu mencapai pertumbuhan, baik terhadap penjualan produk, asset yang dimiliki dan profit yang diperoleh atau kombinasi dari ketiga hal tersebut (Kristina et al., 2020).

Perhitungan untuk Sumbu X dan Sumbu Y diagram SWOT budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum Kabupaten Sukamara dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8.  Perhitungan Sumbu X dan Sumbu Y Diagram SWOT

Sumbu

Perhitungan

Hasil

X

Kekuatan – Kelemahan = 2.44 – 0.50

1.94

Y

Peluang – Ancaman = 2.26 – 0.48

1.78

 

Strategi yang dapat diterapkan sesuai dengan diagram SWOT budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum Kabupaten Sukamara dapat dilihat pada Gambar 6 berikut ini.

Gambar 6.  Diagram SWOT Budidaya Ikan Perairan Payau dan Perairan

Umum Kabupaten Sukamara

Strategi yang dapat diterapkan sesuai dengan diagram SWOT terletak pada poin 1, yaitu mendukung strategi agresif.  Poin 1 merupakan situasi yang sangat menguntungkan, dimana pelaku usaha memiliki peluang (opportunities) dan kekuatan (strenghts) sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan pada kondisi sekarang ini adalah untuk mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy).

Pertumbuhan dapat dicapai dengan cara menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk atau jasa dan meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas.  Berdasarkan diagram SWOT, letak poin 1 untuk penentuan strategi pengembangan usaha budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum adalah mendukung strategi agresif. Jika dibandingkan dengan matriks faktor internal dan eksternal, maka strategi terpenting apabila kondisi suatu pelaku usaha tersebut berada pada pertumbuhan yang agresif atau cepat dan terdapat kecenderungan pesaing melakukan perang harga dalam rangka meningkatkan pangsa pasar adalah dengan cara meminimalkan biaya (minimize cost) sehingga dapat meningkatkan profit atau keuntungan.  Sedangkan berdasarkan dari matriks faktor internal dan eksternal budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum adalah growth strategy dengan “Konsentrasi Melalui Integrasi Horizontal” dapat dilakukan oleh pelaku usaha, karena pelaku usaha sudah memiliki kekuatan yang dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan serta adanya berbagai peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi ancaman (Talib et al., 2018).

Strategi SO (Strengths Opportunities) dapat diterapkan oleh pelaku usaha ekternal budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum Kabupaten Sukamara sesuai dengan hasil analisa SWOT. Strategi SO merupakan strategi yang digunakan oleh pelaku usaha, karena sudah memiliki peluang dan kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha ke masa yang akan datang, sehingga strategi ini dapat dikategorikan sebagai strategi yang menggunakan kekuatan internal suatu usaha untuk memanfaatkan peluang-peluang eksternal yang ada.  Strategi SO yang dapat diterapkan:

1.      Memanfaatkan SDM untuk melakukan pengembangan budidaya.

2.      Memanfaatkan kualitas dan kuantitas produk untuk menarik perhatian konsumen.

3.      Memanfaatkan kualitas dan kuantitas air untuk  meningkatkan produk budidaya.

4.      Memanfaatkan tenaga kerja untuk pengembangan teknologi budidaya.

5.      Memanfaatkan lokasi usaha yang strategis untuk memperluas jaringan pemasaran.

6.      Memanfaatkan luasan lahan usaha untuk menggunakan teknologi modern dalam  membangun jejaring/kemitraan dengan pemerintah maupun pihak swasta.

7.      Memanfaatkan penangan pasca panen untuk meningkatkan produksi, ikut serta dalam promosi dan pelatihan yang melibatkan dukungan pemerintah maupun pihak swasta untuk meningkatkan SDM yang tersedia.

 

5.2   Analisa SWOT Potensi Unggulan Pasca Panen Hasil Perikanan

Faktor-faktor pengembangan unggulan pasca panen hasil perikanan Kabupaten Sukamara memiliki faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal yang menunjukkan peluang dan ancaman yang akan dihadapi (Afrianto et al., 2018).  Berdasarkan dari data-data yang telah dikumpulkan, maka dapat disusun matriks SWOT yang memuat alternatif strategi yang akan dipilih sebagai strategi dalam pengembangan usaha unggulan pasca panen hasil perikanan Kabupaten Sukamara yang dapat diterapkan sesuai dengan matriks SWOT sebagaimana Tabel 9 berikut ini.

Tabel 9.  Matriks SWOT Pasca Panen Hasil Perikanan Kabupaten Sukamara

5.3.1  Faktor Internal Pasca Panen Hasil Perikanan

Faktor internal pasca panen hasil perikanan memiliki beberapa kekuatan diantaranya adalah; tersedianya sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang pasca panen hasil perikanan, ketersedian kualitas dan kuantitas produk unggulan pasca panen hasil perikanan, memiliki tenaga kerja masyarakat melalui program padat karya untuk pengembangan pasca panen hasil perikanan, lokasi usaha yang strategis dan mudah dijangkau terletak di Kecamatan Sukamara, Kecamatan Kuala Jelai dan Pantai Lunci Kabupaten Suakamara, memiliki luas lahan usaha yang terpisah dengan daerah pemukiman sesuai dengan fungsinya dan melakukan penanganan pasca panen sebagai bahan pangan yang bermutu yang bernilai ekonomis.

Kekuatan faktor internal ini harus dapat lebih ditingkatkan dan dimaksimalkan dengan meminimalkan kelemahan yang ada; terbatasnya modal usaha yang dimiliki, terbatasnya persediaan produk karena dipengaruhi oleh ketersediaan sarana dan prasarana, keterbatasan dalam pemasaran produk serta proses pasca panen hasil perikanan yang masih belum bersertifikat, ketersdian tenaga kerja yang kurang mencukupi dalam membantu proses produksi dan keterbatasan pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan pasca panen produk hasil perikanan.  Faktor-faktor kekuatan dan kelemahan merupakan faktor internal yang dimiliki oleh pelaku usaha pasca panen hasil perikanan yang harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin sehingga pelaku usaha mampu mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan peluang-peluang yang ada untuk mengatasi setiap ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar (Talib et al., 2018).  Matriks faktor internal  pasca panen hasil perikanan Kabupaten Sukamara dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini.  

Tabel 10.  Matriks Faktor Internal Pasca Panen Hasil Perikanan Kabupaten Sukamara

No.

Faktor Internal

Bobot (B)

Ranting (R)

B x R

Komentar

Kekuatan (Strengths)

1.

Sumber Daya  Manusia  (SDM)

0.11

4

0.44

Memiliki pengetahuan dan keterampilan

2.

Kualitas dan kuantitas produk

0.11

4

0.44

Udang vaname dan ikan bandeng

3.

Ternaga kerja

0.11

3

0.33

Terprogram

4.

Lokasi usaha

0.08

3

0.24

Mudah dijangkau

5.

Luasan lahan usaha

0.11

3

0.33

Sesuai kegunaan

6.

Penanganan pasca panen

0.11

3

0.33

Menarik

Jumlah (1)

0.63

20

2.11

 

 Kelemahan (Weakness)

1.

Modal usaha

0.08

1

0.08

Terbatas

2.

Ketersediaan  produk

0.08

2

0.16

Terbatas

3.

Pemasaran produk

0.08

1

0.08

Terbatas

4.

Jumlah tenaga kerja terlibat

0.06

2

0.12

Kurang mencukupi

5.

Proses penanganan pasca panen

0.06

1

0.06

Memiliki sirtifikat

Jumlah (2)

0.36

7

0.50

 

Total (1 + 2)

1.10

32

2.61

 

 

 

5.3.2  Faktor Eksternal Pasca Panen Hasil Perikanan

Faktor eksternal terfokus pada struktur dan cara pengelolan usaha dalam mempertahankan persaingan produk. Pelaku usaha harus mampu menganalisa dan mengembangkan usahanya untuk mengambil keuntungan pada lingkungan eksternal.  Pelaku usaha pasca panen hasil perikanan harus memperhatikan faktor-faktor dalam lingkungan eksternal yang menunjukkan peluang maupun ancaman yang dihadapi dalam mengembangkan usaha pasca panen hasil perikanan di Kabupaten Sukamara.

Pelaku usaha pasca panen hasil perikanan memiliki beberapa peluang diantaranya adalah; dapat memperluas jaringan pemasaran produk, dapat pengembangan teknologi pasca panen hasil perikanan melalui kegiatan inovasi, mengembangkan mutu produksi melalui diversifikasi produk agar produk dapat lebih bervariasi, mengembangkan unit usaha pasca panen hasil perikanan untuk proses peningkatan produksi dan meningkatkan kerjasama dengan pemerintah untuk mendukung pelaku usaha pasca panen hasil perikanan dapat mengembangkan usahanya kearah yang lebih baik.

Peluang-peluang yang ada harus dimanfaatkan oleh pelaku usaha pasca panen hasil perikanan dengan sebaik-baiknya agar dapat mengatasi ancaman-ancaman terhadap; perkembangan harga produk yang berfluktuasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (ipteks) yang semakin cepat, pesaing produk sejenis yang datang dari dalam daerah maupun luar daerah, rendahnya minat konsumen terhadap produk pasca panen hasil perikanan dan daya beli masyarakat terhadap produk pasca panen hasil perikanan merupakan ancaman yang datang dari luar (Hatta et al., 2018).  Matriks faktor eksternal pasca panen hasil perikanan Kabupaten Sukamara dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini.

Tabel 11.  Matriks Faktor Eksternal Pasca Panen Hasil Perikanan Kabupaten Sukamara

No.

Faktor Internal

Bobot (B)

Ranting (R)

B x R

Komentar

Peluang (Opportunities)

1.

Jaringan pemasaran

0.10

4

0.40

Mendukung

2.

Teknologi pasca panen hasil perikanan

0.13

4

0.52

Penerapan teknologi budidaya

3.

Potensi produk pasca panen hasil perikanan  

0.13

3

0.39

Mendukung ketersedian produk

4.

Pengembangan pasca panen hasil perikanan  

0.10

3

0.30

Inovatif

5.

Dukungan pemerintah

0.13

3

0.39

Promosi dan pelatihan

Jumlah (1)

0.59

17

2.00

 

 Ancaman (Threats)

1.

Harga produk berfluktuasi

0.10

1

0.10

Tergantung ketersedian produk

2.

Perkembangan ipteks

0.06

2

0.12

Semakin cepat

3.

Persaingan produk sejenis

0.06

1

0.06

Dari dalam dan luar negeri

4.

Minat terhadap produk pasca panen hasil perikanan

0.10

1

0.10

Rendah

5.

Daya beli masyarakat

0.10

1

0.10

Rendah

Jumlah (2)

0.42

6

0.48

 

Total (1 + 2)

1.01

25

2.48

 

 

5.3.3  Strategi Pengembangan Unggulan Pasca Panen Hasil Perikanan

Kriteria strategi matriks faktor internal dan eksternal dapat dilihat pada Gambar 7, dimana faktor ekstrenal pasca panen hasil perikanan Kabupaten Suakarama memiliki peluang dalam kategori sedang yang dapat dimanfaatkan untuk menjalankan usahanya dengan memaksimalkan kekuatan rata-rata yang dimiliki faktor internal pasca panen hasil perikanan Kabupaten Sukamara.  Pertumbuhan dari kekuatan rata-rata faktor internal dan sedang dari faktor ekstrenal adalah strategi yang dapat diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan dari kategori sedang faktor eksternal (Afrianto et al., 2018).

Gambar 7.  Matriks Faktor Internal dan Eksternal Pasca Panen

 Hasil Perikanan Kabupaten Sukamara

Nilai total faktor internal dan eksternal tersebut, diperoleh titik pertemuan antara nilai total faktor internal dan nilai total faktor eksternal terdapat pada poin 5, dimana  pertumbuhan (growth) dan stabilitas (stability).  Growth strategy merupakan pertumbuhan dari kekuatan rata-rata faktor internal dan sedang dari faktor eksternal, sedangkan untuk stability strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan dari kategori sedang faktor eksternal.  Strategi pertumbuhan didesain agar usaha mampu mencapai pertumbuhan, baik terhadap penjualan produk, asset yang dimiliki dan profit yang diperoleh atau kombinasi dari ketiga hal tersebut (Kristina et al., 2020).

Perhitungan untuk Sumbu X dan Sumbu Y diagram SWOT pasca panen hasil perikanan Kabupaten Sukamara dapat dilihat pada Tabel 12 berikut ini.

Tabel 12.  Perhitungan Sumbu X dan Sumbu Y Diagram SWOT

Sumbu

Perhitungan

Hasil

X

Kekuatan – Kelemahan = 2.11 – 0.50

1.61

Y

Peluang – Ancaman = 2.00 – 0.48

1.52

 

Strategi yang dapat diterapkan sesuai dengan diagram SWOT pasca panen hasil perikanan Kabupaten Sukamara dapat dilihat pada Gambar 8 berikut ini.

Gambar 8.  Diagram SWOT Pasca Panen Hasil Perikanan Kabupaten Sukamara

Strategi yang dapat diterapkan sesuai dengan diagram SWOT terletak pada poin 1, yaitu mendukung strategi agresif.  Poin 1 merupakan situasi yang sangat menguntungkan, dimana pelaku usaha memiliki peluang (opportunities) dan kekuatan (strenghts) sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.  Strategi yang harus diterapkan pada kondisi saat ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy).

Pertumbuhan dapat dicapai dengan cara menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk atau jasa, meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas.  Berdasarkan diagram SWOT, terletak poin 1 untuk penentuan strategi pengembangan usaha pasca panen hasil perikanan adalah untuk mendukung strategi agresif.  Jika dibandingkan dengan matriks faktor internal dan eksternal, maka strategi yang terpenting apabila kondisi suatu pelaku usaha tersebut berada pada pertumbuhan yang agresif atau cepat dan terdapat kecenderungan pesaing melakukan perang harga dalam rangka meningkatkan pangsa pasar adalah dengan cara meminimalkan biaya (minimize cost) sehingga dapat meningkatkan profit atau keuntungan (Kristina et al., 2020).  Sedangkan berdasarkan dari matriks faktor internal dan eksternal pasca panen hasil perikanan adalah growth strategy dengan “Konsentrasi Melalui Integrasi Horizontal” dapat dilakukan oleh pelaku usaha, karena pelaku usaha sudah memiliki kekuatan yang dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan serta adanya berbagai peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi ancaman (Talib et al., 2018).

Strategi SO (Strengths Opportunities) dapat diterapkan oleh pelaku usaha ekternal pasca panen hasil perikanan Kabupaten Sukamara sesuai dengan hasil analisa SWOT. Strategi SO merupakan strategi yang digunakan oleh pelaku usaha, karena sudah memiliki peluang dan kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha ke masa yang akan datang, sehingga strategi ini dapat dikategorikan sebagai strategi yang menggunakan kekuatan internal suatu usaha untuk memanfaatkan peluang-peluang eksternal yang ada.  Strategi SO yang dapat diterapkan:

1.      Memanfaatkan SDM untuk melakukan pengembangan pasca panen hasil perikanan.

2.      Memanfaatkan kualitas dan kuantitas produk untuk menarik perhatian konsumen.

3.      Memanfaatkan tenaga kerja untuk pengembangan teknologi pasca panen hasil perikanan.

4.      Memanfaatkan lokasi usaha yang strategis untuk memperluas jaringan pemasaran.

5.      Memanfaatkan luasan lahan usaha untuk menggunakan teknologi modern dalam  membangun jejaring/kemitraan dengan pemerintah maupun pihak swasta.

6.      Memanfaatkan penangan  pasca panen untuk meningkatkan produksi, ikut serta dalam promosi dan pelatihan yang melibatkan dukungan pemerintah maupun pihak swasta untuk meningkatkan SDM yang tersedia.

 

BAB VI.  KESIMPULAN DAN SARAN

6.1  Kesimpulan

Kajian Penelitian Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Kajian Budidaya Ikan di Kabupaten Sukamara) Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2022 dapat disimpulkan sebagi berikut:

1.      Potensi budidaya ikan perairan payau Kabupaten Sukamara yang dapat dijadikan komoditi ungulan adalah ikan bandeng dan udang vaname karena tersedianya daya dukung lahan yang terdapat di Kecamatan Kuala Jelai dan Kecamatan Pantai Lunci dan tesedianya pangsa pasar lokal dan nasional dengan harga ekonomis cukup tinggi.  Selain hal tersebut juga tersedianya tenaga kerja, lokasi usaha yang strategis dan penanganan pasca panen.

2.      Potensi budidaya ikan perairan umum (tawar) Kabupaten Sukamara dapat dijadikan komoditi unggulan adalah ikan lele, nila dan patin karena tersedianya daya dukung lahan yang terdapat di Kecamatan Sukamara, Kecamatan Balai Riam dan Kecamatan Permata Kecubung dan tersedianya pangsa pasar lokal dengan harga ekonomis cukup tinggi, tersedianya tenaga kerja, lokasi usaha yang strategis dan penanganan pasca panen..   

3.      Potensi pasca panen hasil perikanan Kabupaten Sukamara dapat dijadikan komoditi unggulan adalah: udang segar, daging rajungan, ikan segar, ebi, terasi, ikan asin, kerupuk dan amplang karena masih tersedianya bahan baku yang cukup dan tersedianya pangsa pasar lokal dengan harga ekonomis cukup tinggi.   

4.      Berdasarkan hasil analisa SWOT ternyata Strategi SO (Strengths Opportunities) dapat diterapkan faktor eksternal budidaya ikan perairan payau, budidaya ikan perairan umum (tawar) dan pasca panen hasil perikanan, karena sudah memiliki peluang (jaringan pemasaran, teknologi, mutu produk, pengembangan usaha dan dukungan pemerintah) dan juga memiliki kekuatan (dukungan SDM, kualitas dan kuantitas produk, kualitas dan kuantitas air, tenaga kerja, lokasi usaha, luasan lahan usaha dan penangan pasca panen) yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha ke masa yang akan datang, serta dapat dikategorikan sebagai strategi yang menggunakan kekuatan internal suatu usaha untuk memanfaatkan peluang-peluang eksternal yang sudah ada.

 

6.2  Saran

Kajian Penelitian Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Kajian Budidaya Ikan di Kabupaten Sukamara) Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2022 disarankan pengembangan potensi budidaya ikan perairan payau, budidaya ikan perairan umum dan pasca panen hasil perikanan dapat direncanakan secara terintegrasi pada suatu kawasan sesuai dengan RTRW Kabupaten Sukamara.


BAB VII.  REKOMENDASI HASIL PENELITIAN

Rekomendasi hasil Kajian Penelitian Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Kajian Budidaya Ikan di Kabupaten Sukamara) Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun 2022 adalah:

1.      Regulasi (peratuan daerah) terhadap pemanfaatan lahan untuk pengembangan potensi budidaya ikan perairan payau dan budidaya ikan perairan umum (tawar) sebagai hak hidup masyarakat setempat yang memiliki lahan secara tutun temurun.

2.      Pelatihan-pelatihan secara berkelanjutan tentang teknis budidaya ikan perairan payau, teknis budidaya ikan perairan umum (tawar) dan teknis pasca panen hasil perikanan kepada pelaku usaha dalam rangka peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki sertifikasi keahlian.

3.      Program pengembangan Balai Benih Ikan (BBI) perairan payau dan perairan umum (tawar) serta pengembangan sarana prasarana budidaya ikan perairan payau  maupun budidaya perairan umum secara berkelanjutan untuk penyedian benih ikan budidaya perairan payau dan budidaya ikan perairan umum yang setiap tahun selalu berkembangan.

4.      Program pabrik pakan buatan berbahan baku lokal dengan kualitas standar untuk memenuhi permintaan pelaku usaha budidaya ikan perairan payau  maupun pelaku usaha budidaya ikan perairan umum (tawar) yang setiap tahunya selalu berkembangan.

5.      Program pengembangan lahan tambak budidaya ikan bandeng dan udang sayur milik masyarakat Kecamatan Jelai dan Kecamatan Pantai Lunci sistem curen (kemalir) ke arah semi intensif melalui kegiatan penghijuan kembali mangrove yang kondisinya sekarang dalam keadaan gundul dan terlantar.   

6.      Jejaring kemitraan dengan pihak terkait, terutama pemasaran produk budidaya ikan perairan payau, produk budidaya ikan perairan umum (tawar) dan produk pasca panen hasil perikanan. Manfaat jejaring kemitraan ini tidak hanya pemasaran produk, melainkan sebagai sarana promosi.     

7.      Bimbingan dan fasilitasi pengembangan tambak budidaya ikan bandeng dan tambak udang sayur milik masyarakat di Kecamatan Jelai dan Kecamatan Pantai Lunci yang pengelolaannya masih bersifat tradisional ditingkatkan menjadi pengelolan ke arah semi intinsif, sedangkan pangsa pasar ikan bandeng dan udang sayur untuk memenuhi permintaan pasar lakol (Kabupaten tetanga) dan Ibu Kota Provinsi Kalimantan tengah (Palangka Raya).

8.      Pembinaan diversifikasi produk pasca panen hasil perikanan budidaya maupun hasil perikanan tangkap berskala industri sehingga dapat meningkatkan nilai tambah produk hasil perikanan yang memiliki nilai jual cukup tinggi dalam bentuk berbagai hasil olahan yang bersertifikasi dan bisa masuk ke pasar berskala minimarket.

9.      Pembinaan secara berkelanjutan terhadap UMKM koliner masakan ikan-ikan laut (kepiting, kerang, udang windu, cumi-cumi, ikan tenggiri, ikan bawal laut dll) yang berada di wisata Kecamatan  Pantai Lunci dan begitu pula untuk UMKM souvenir sebagai pernak pernik hasil olahan untuk bahan oleh-oleh selain kerupuk dan amplang juga jenis olehan lainnya (ikan asap, bandeng fristo, otak-otak bandeng, sosis ikan, abon ikan dll) yang berasal dari hasil perikanan tangkap perairan laut dan perikanan tangap perairan umum. 

10.  Program pengembangan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang berada di Kecamatan Jelai yang kondisinya sekarang tidak berfungsi dengan baik.

11.  Peninjauan kembali RTRW Kabupaten Sukamara terutama terhadap luas lahan budidaya tambak udang vaname, ikan bandeng dan udang sayur sesuai dengan klaster percontohan maupun tambak mandiri masyarakat, pemerintah daerah dan investor pada Detail Engineering Design (DED).  Potensi luas lahan kawasan budidaya tambak Kecamatan Jelai dan Kecamatan Pantai Lunci ± 2.832 Hektar berada dalam kawasan eksisting dan pengembangan DED. 


DAFTARA PUSTAKA

Afrianto A, Malik D, Hasiholan L B, 2018. Strategy Business Development Of Companies Through SWOT Analysis.  Journal of Management, 4(4) pp: 1–14.

BPS, 2019. Kabupaten Sukamara Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukamara.  Sukamara.

BPS, 2019. Kecamatan Sukamara Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukamara.  Sukamara.

BPS, 2019.  Kecamatan Pantai Lunci Dalam Angka.  Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukamara.  Sukamara.

BPS, 2019.  Kecmatan Kuala Jelai Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukamara.  Sukamara.

BPS, 2019. Kecamatan Pantai Balai Riam Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukamara.  Sukamara.

BPS, 2019. Kecamatan Permata Kecubung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukamara.  Sukamara.

Dinas Perikanan Kabupaten Sukamara, 2020 dan 2021. Laporan Tahunan. Bidang Prikanan Budidaya dan Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kabupaten Sukamara.  Sukamara.

DKP, 2018.  Potensi Usaha dan Peluang Investasi Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Tengah. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimtan Tengah.  Palangka Raya.

Hatta  I H, Riskarini D, Ichwani T., 2018.  Business development strategy: SWOT and EFE-EFI Analysis.  Jurnal Aplikasi Manajemen, 16(3) pp: 537-543.

KKP, 2016.  Potensi Sumber Daya Kelautan dan Perikanan WPPNRI 718.  Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan.  Jakarta.

KKP, 2016.  Peta Sentra Produksi Perikanan Budidaya.  Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan.  Jakarta.

KKP, 2020.  Laporan Kinerja Semester I.  Kementerian Koordinator Bidang Kemeritiman dan Investasi Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim.  Jakarta.

Kristina D, Ferdinand, Bambang M, 2020.  Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Hasil Perikanan Pada MEFs Foods and Snacks Palangka Raya.  Journal of Environment and Management, 1(2) pp: 112–123.

Pemerintah Daerah Kabupaten Sukamara, 2020. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Sukamara.  Pemerintah Kabupaten Sukamara. Sukamara.

 

Peraturan Bupati Kabupaten Sukamara Nomor. 37 Tahun 2016.  Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Perikanan Kabupaten Sukamara.  Pemerintah Kabupaten Sukamara.  Sukamara.

RPJM, 2013. Rencana Pembangunan Janka Menengah Kabupaten Sukamara. Pemerintah Kabupaten Sukamara.  Sukamara.

RTRW, 2012.  Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukamara Tahun 2012-2032. Pememrintah Kabupaten Sukamara.  Sukamara.

Talib A, 2018. Peluang  dan  Tantangan  Industri  Teknologi  Pengolahan  Hasil Perikanan Dalam Mendukung Terwujudnya Lumbung Ikan Nasional (LIN) di Maluku Utara.  Jurnal Agribisnis Perikanan, 11(1) pp: 19–27.


TIM PENELITI

1.      Dr. Ir. Evi Veronica, MS                    (Ketua)


2.      Ir. H. Hermansyah, M.Si                     (Anggota)


3.      Suriansyah, S.Pi., M.Si                       (Anggota)


4.      Srimumpung, S.Hut., M.Si                 (Pengolahan Data)    

Post a Comment for "Kegiatan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kajian Budidaya Ikan di Kabupaten Sukamara Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2022"