Eritrosit Ikan (Fisiologi Hewan Air)



Menurut ciftci et al. (2013), Parameter hematologi seperti tingkat angka hemoglobin dan hematokrit dan eritrosit pada ikan mencerminkan kapasitas yang membawa oksigen dari darah. Parameter ini dapat berubah dengan cepat apabila ikan di bawah stres, polusi dan kondisi menular seperti pada hewan berdarah panas. Parameter ini dapat digunakan sebagai salah satu indikator untutk menentukan status fisiologi hewan. Tingkat hemakorit dalam darah dapat diukur dengan menggunakan metode mikrohematokrit. Sedangkan, perhitungan eritrosit dapat dihitung dibawah mikroskop cahaya.

 

Menurut Atli et al. (2016), Eritrosit pada ikan dapat digunakan untuk melihat keadaan ikan dari beberapa aspek. Khusus untuk stress oksidatif yang terjadi pada ikan dipengaruhi oleh struktur membran yang kaya akan asam tak jenuh ganda yang dapat menjadi sasaran oksidasi. Berdasarkan transportasi oksigen, eritrosit adalah salah satu hal penting untuk produksi ROS (reactive oxygen species). Peran eritrosit juga sebagai penganggkut bahan kimia yang ada pada tubuh ikan ke jaringan-jaringan. Jumlah eritrosit pada ikan juga dapat menentukan apakah ikan tersebut dalam keadaan sehat ataupun sakit.

 

Pada ikan eritrosit adalah tempat utama untuk produksi oksigen. Peran transportasi oksigen dan eritrosit ikan yang sensitif terhadap kerusakan DNA yang diinduksi oleh gamma-radiasi. Deformasi eritrosit mengurangi kadar oksigen pada tubuh mereka. Hal tersebut dapat mengurangi pengiriman oksigen, yang mempengaruhi sistem peredaran darah dan menyebabkan disfungsi respirasi. Erythro-monosit pecah disebabkan oleh tingginya kandungan fosfolipid di eritrosit ikan itu sendiri (Sayed,2014)

 

Menurut Cimen (2008) dalam Hua-Tao Li (2013), Eritrosit memainkan peran penting dalam mengangkut O2 dan CO2 untuk respirasi dan dalam menjaga metabolisme nutrisi dalam hasil poluta ikan. Logam metal dapat menimbulkan dampak  kerusakan oksidatif pada organisme air. Ketika terjadi kerusakan oksidatif, akan mempengaruhi jumlah sel eritrosit yang ada. Eritrosit pada ikan salah satu faktor utama yang menyebabkan terjadina stres oksidatif yang dapat menimbulkan kerusakan dan apoptosis pada ikan itu sendiri. Stres oksidatif dapat di cegah dengan pemberian nutrisi  dan dengan ROS bisa menghambat kerusakan oksidatif dan apoptosil eritrosit.

 

Menurut  Thangam et al. (2013 , kekurang atau kelebihan Sel darah merah atau eritrosit dapat menyebabkan suatu penyakit. Penyakit anemia disebabkan oleh berbagai hal. Anemia meyebabkan penurunan sel darah merah, kadar hemoglobin dan sel darah putih. Anemia juga dapat mengakibatkan sangat rendahnya sel darah merah atau terlalu sedikit hemoglobin dalam sel darah merah. Eritrropoiesis digunakan untuk mengkompensasi kekurangan oksigen dalam tubuh yang mengakibatkan penurunan jumlah eritrosit.

 

Menurut Isaac et al . (2013) dalam Etim (2014),  Sel darah merah adalah salah satu komponen darah yang sangat penting. Sel darah merah memiliki tugas yang penting dalam tubuh mahluk hidup. Tugas yang dimaksud adalah darah merah (eritrosit) berfungsi sebagai pembaha hemoglobin. Hemoglobin ini yang bereaksi dengan oksigen dalam darah membentuk oksihemoglobin selama respirasi. Sel darah merah terlibat dalam transportasi oksigen dan karbondioksida dalam tubuh. Jumlahh sel darah merah berkurang akan mengakibatkan pengurangan tingkat oksigen yang akan dibawah ke paru-paru. Jumlah sel darah merah berkurang juga akan mengakibatkan pada pengedaran karbondioksida.

 

Menurut  Gaafar et al. (2010) dalam Ambo et al. (2015), Eritosit atau disebut juga sel darah merah dapat berhubungan dengan adanya salah satu komponen darah yaitu hemoglobin. Berkurangnya atau bertambahnya sel darah merah dapat berakibat pada hemoglobin. Penghambatan sintesis eritrosit dapat menyebabkan pengurangan hemoglobin yang berkepanjangan. Peningkatan laju kerusakan eritrosit juga menyebabkan berkurangnya hemoglobin yang berakibat merusak transportasi oksigen. Kerusakan ini biasanya di akibatkan oleh efek dari racun pada insang.

 

Menurut Huatao Li et al. (2016), Eritrosit memiliki fungsi yang penting dalam darah  yang ada pada mahluk hidup. Keadaan eritosit dapat mempengaruhi tingkat stress pada ikan dan akan menyebabkan penyakit. Eritosit berperan penting dalam mengangkut oksigen dan karbondioksida. Eritrosit dapat terkena kedua sumber endogen dan eksogen spesies oksigen relatif (ROS) termasuk anion super oksida, hidrogen perioksida, radikal hidroksil. ROS dapat mengaktifkan eritosit oksidatif dan apoptosis. Keadaan seperti itu dapat menyebabkan berbagai macam penyakit atau kondisi klinis.

 

Menurut Kulkeaw dan Sugiyama (2012), Darah adalah suatu cairan yang penting dalam tubuh mahluk hidup. Darah di dalamnya terdapat berbagai komponen salah satunya adalah eritrosit yang berperan dalam pengedaran oksigen. Sel darah merah atau eritrosit membawa hemoglobin untuk memasok oksigen ke seluruh jaringan dan organ. Sekitar 2 x 1013 eritrosit beredar di seluruh tubuh. Gangguan yang diakibatkan eritrosit adalah pada anemia dan berkurangnya suplai oksigen ke seluruh tubuh.

 

Menurut Olusegun dan Oguntuga (2014),  Peningkatan eritrosit yang sangat tinggi akan menyebabkan poilitemia. Poilitemia dapat dikaitkan dengan kontraksi pada hewan yang telah di eksekusi. Peningkatan eritosit yang sangat tinggi diakibatkan oleh keseimbangan cairan jaringan yang terganggu seperti terjadinya dehidrasi. Peningkatan sel darah merah dapat di antisipasi dengan macrositosis. Macrositosis adalah respon adaptasi melalui masuknya eritosit dari jaringan ke haematopoietic ke darah perifer untuk mengurangin sel darah merah.

 

Menurut Archana dan Arun (2015), Pencemaran lingkungan perairan dapat menyebakan stress pada ikan. Hal ini menyebabkan turunnya jumlah sel darah merah pada darah. Gangguang pada erythropoisis menghasilkan anemia makrositik dengan penurunan RBC. Polutan yang masuk dalam aliran darah ikan menambah efek buruk pada berbagai parameter darah, serta menyebabkan penurunan sel darah merah. Perairan yang tercemar menghancurkan RBC yang berakibat mengurangi kapasitas oksigen pada ikan dan akhirnya ikan mati.

 

Perubahan tingkat parameter darah ikan seperti darah merah sel, sel darah putih, hemoglobin dan hematokrit akan memberikan wawasan status kesehatan ikan. Transportasi O2 dan CO2 pada ikan darah terkait erat dengan elektrolit dan asam-basa menyeimbangkan dalam sel darah merah. Hemoglobin adalah protein yang bertanggung jawab untuk membawa oksigen dalam tubuh ikan, dan konsentrasi adalah erat terkait untuk jumlah sel darah merah. Selain itu, fisiologi ikan dan metabolisme memiliki efek yang jelas pada konsentrasi hemoglobin dan jumlah sel darah merah ( Jun Qiang, 2013).

 

Menurut Wani dan Sikdak-Bar(2013), Sel darah dapat dibagi  menjadi 3 yaitu, eritrosit,leukosit dan trombosit. Eritrosit merupakan salah satu komponen penting yang ada pada darah. Penurunan eritrosit dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu penyebab penurunan eritrosit karena ikan stres dan menyebabkan sel darah merah dalam insang rusak. Sel darah merah yang rusak akan mengakibatkan penuruan jumlah eritrosit.

 

Publisher

Gery Purnomo Aji Sutrisno

Fpik Universitas Brawijaya Angkatan 2015

 

Daftar Pustaka

Ambo,E.E., Bassey.S.O, Iyam.M.A,Inah.G.M and Uwalaka.S.U.2015. Effect of Cypermetrin on the haematological indices of african cat fish (Clarias gariepinus). Journal of Biopestcides and environtment. 2(1-2):29-35.

Archana,G. and K. Arun. 2015. Haematological studies of some edible fresh water fishes of ncr region. World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 4 (6): 1467-1479.

Atli, G. , E. G. Canli, A. Eroglu , Z. Dogan, M. Canli.2016. Cadmium and lead alter the antioxidant and osmoregulation systems inthe erythrocyte of fish (Oreochromis niloticus). Turkish journal of fisheries and aquatic sciences. 16: 361-369.

Ciftci, N. , T. Ozbay, F. Karayakar, O. Ay, S. Karaytug and B. Cicik2. 2013. Effects of cadmium and cadmium-chitosan mixture on some blood parameters of Oreochromis niloticus. J. BIOL. ENVIRON. SCI. 7 (21) : 169-175.

Etim, N.N., M.E.Williams, U.Akpabio and E.E.A.Offiong.2014.Haematological Parameters and factors Affecting Their Values.Agriculture Science. 2(1):37-47.

Hua-Tao Li, L. ,Feng, Wei-Dan Jiang,Y. Liu,J.Jiang, Shu-Hong Li, Xiao-Qiu Zhou.2013. Oxidative stress parameters and anti-apoptotic response to hydroxyl radicals in fish erythrocytes: Protective effects of glutamine, alanine, citrulline and proline. Aquatic Toxicology. 126 :169– 179

Huatao li., Xiaoqiu Zhou, Min Wu, Mengling Deng, Chao Wang, Jingjing Hou and Pengju Mou.(2016). The Cytotoxicity and protective effects of Astragalus membranaceus extracts and butylated hydroxynasole on hydroxyl radical- induced apoptosis in fish erytrocytes.Animal Nutrition.1-7

Jun Qiang, Hong Yang, Hui Wang, M. D. Kpundeh, Pao Xu. 2013. Interacting effects of water temperature and dietary protein level on hematological parameters in Nile tilapia juveniles, Oreochromis niloticus (L.) and mortality under Streptococcus iniae infection. Fish & Shellfish Immunology. 34: 8-16.

Kulkeaw.K and D.Sugiyama.2012. Zebrafish erythropoiesis and the utility of fish as models of anemia.Stem Cell research & Therapy.3(55):1-11.

Olusegun, A .A and O.O.Adedayo.2014. Haemalogical responses serum biochemistry and histologi of Clarias gariepinus (Burchell,1822) exposed to sublethal concentrations of cold water fres root bark extracts of Plumbago zeylanica (Leadwort).J Aquac res Development.5(7):1-6.

Sayed, A. E. H. , S. Odab, H. Mitaniba.2014.Nuclear and cytoplasmic changes in erythrocytes of p53-deficientmedaka fish (Oryzias latipes) after exposure to gamma-radiation.Mutation Research/Genetic Toxicology and Environmental Mutagenesis.1-7

Thangam,Dr.Y., Dr.S.Umavathi and V.B.Vysakh.2013.Investigation of mercury toxicity in haematological parameters to fresh water fish “Cyprinus carpio”. International Journal of Science and research (IJSR). 5(2):1039-1043.

Wani, A.A and M. Sikdak-Bar.2013. Efficacy of taurine and garlic extract in modulating the alterations

Post a Comment for "Eritrosit Ikan (Fisiologi Hewan Air)"