Teripang Pasir (Holothuria scabra); Klasifikasi, Kebiasaan Makan, Reproduksi, Siklus Hidup, Manajemen Hama dan Penyakit



Klasifikasi Teripang Pasir (Holothuria scabra)

Klasifikasi Teripang Pasir secara umum menurut Junus, et al. (2017) yaitu sebagai berikut.

Kingdom : Animalia

Phylum : Echinodermata

Class : Holothuroidea

Order : Aspidochirotida

Family : Holothuriidae

Genus : Holothuria

Species : Holothuria scabra

 

Menurut Elfidasari, et al. (2012), tubuh teripang umumnya berbentuk bulat panjang atau silindris sekitar 10-30 cm. Teripang mempunyai bagian mulut pada salah satu ujungnya dan anus pada ujung yang lainnya. Mulut teripang dikelilingi oleh tentakel atau lengan peraba yang kadang bercabang-cabang. Tubuh teripang berotot, sedangkan kulitnya dapat halus atau berbintil. Tentakel disekitar mulut teripang dapat membantu dalam mencari makanan.

 

Menurut Inayah, et al. (2012), teripang dapat ditemukan hampir diseluruh perairan, mulai dari daerah pasang surut yang dangkal sampai perairan yang lebih dalam. Teripang lebih menyukai perairan yang jernih dan airnya relatif tenang. Umumnya masing-masing jenis memiliki habitat yang spesifik. Teripang umumnya menempati ekosistem terumbu karang dengan perairan yang jernih, bebas dari polusi, air relatif tenang dengan mutu air cukup baik. Habitat yang ideal bagi teripang adalah air laut dengan salinitas 29-33 ‰ yang memiliki kisaran pH 6,5-8,5, kecerahan air 50-150 cm, kandungan oksigen terlarut 4-8 ppm dan suhu air laut 20-25oC. Teripang pasir pada umumnya banyak ditemui di daerah berpasir.

 

Kebiasaan Makan Teripang Pasir (Holothuria scabra)

Menurut Ghufran dan Kordi (2010), teripang adalah pemakan organisme-organisme kecil, detritus (sisa-sisa pembusukan bahan organik), diatomae, protozoa, nematode, alga filament, kopepoda, ostrakoda dan rumput laut. Jenis makanan lainnya adalah radiolarian, foraminifera, partikel-partikel pasir, hancuran-hancuran karang dan cangkang-cangkang hewan lainnya. Berdasarkan kebiasaan makan, teripang dibagi dalam 2 kelompok, antara lain kelompok pertama adalah golongan Holothuridae yang dapat makan terus-menerus sepanjang hari dan biasa hidup di atas permukaan pasir atau pasir berlumpur. Sedangkan kelompok yang kedua adalah golongan Stichopus yang biasa makan selama 2-3 hari sekali. Teripang jenis kedua ini hidup diantara karang atau menggali lubang pada pasir.

 

Reproduksi Teripang Pasir (Holothuria scabra)

Teripang merupakan komoditas perikanan yang sebagian besar produknya untuk ekspor secara global. Teripang yang sudah matang gonad saat ini dapat dipijahkan secara buatan yaitu dengan metode induksi atau induced spawning. Cara ini dilakukan dengan teknik manipulasi lingkungan pada kolam pemijahan. Selanjutnya dibiarkan induk yang telah matang gonad melakukan pemijahan sendiri secara eksternal. Telur-telur yang dihasilkan oleh sang induk betina akan dibuahi oleh sang induk jantan dan berkembang menjadi larva teripang (Darsono ,2012).

 

Siklus Hidup Teripang Pasir (Holothuria scabra)

Kehidupan teripang di alam mulai dari larva sampai teripang dewasa hidup sebagai planktonis dan sebagai bentik. Pada fase larva stadia auricularia hingga doliolaria hidup sebagai planktonis, kemudian pada stadia pentacula hidup sebagai bentik sampai menjadi dewasa. Sedangkan cara reproduksinya teripang termasuk hewan dioecius yaitu dengan alat kelamin berumah dua, sehingga alat kelamin jantan dan betina terletak pada individu yang berlainan. Namun untuk membedakan antara jantan dan betina secara morfologi sulit dibedakan. Jenis kelamin teripang dapat dibedakan dengan cara pembedahan di mana gonad jantan berwarna putih seperti cairan susu, sedangkan gonad betina bulat berwarna kuning dengan ukuran 140-160 mikron. Sebagian besar Echinodermata termasuk teripang berkembang biak dengan cara bertelur dan tidak membutuhkan tempat untuk kopulasi. Pembuahan terjadi secara eksternal dalam air laut. Telur teripang berukuran kira-kira 134,59 mikron dan transparan. Telur ini kadang-kadang tenggelam dan kadang terapung. Telur yang telah dibuahi akan menetas setelah 32 jam menjadi larva. Setelah fase larva teripang masuk ke fase auricularia, doliolaria, pentacula, dan terakhir menjadi teripang muda dalam kurung waktu selama 60 hari (Tahe, 2013).

 

Manajemen Hama dan Penyakit Teripang Pasir (Holothuria scabra)

Salah satu biota laut yang memiliki  nilai ekonomi cukup tinggi adalah teripang atau sea cucumber. Dalam setiap budidaya akan ada jenis penyakit atau hama yang menyerang jika manajemennya kurang baik. Menurut Sudrajat (2015), jenis hama yang sering dijumpai dalam kurungan teripang adalah kepiting, bulu babi dan bintang laut. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan pengembalian hama secara manual dengan periode tertentu. Sementara itu, jenis penyakit yang menyerang teripang dari famili Holothuroidae belum banyak diketahui karena budidayanya masih belum berkembang.

 

Publisher

Gery Purnomo Aji Sutrisno, S.Pi


Daftar Pustaka

Riset-Luh Gondol. 2022. Teripang Pasir, Potensi Budidaya untuk Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. https://www.youtube.com/watch?v=u1OJsBdk-wU&t=23s. Diakses Pada Tanggal 18 April 2022.

Post a Comment for "Teripang Pasir (Holothuria scabra); Klasifikasi, Kebiasaan Makan, Reproduksi, Siklus Hidup, Manajemen Hama dan Penyakit"