Daftar Pustaka Analisis Histopatologi Limfoid Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Yang Diinfeksi White Spot Syndrome Virus (WSSV)



DAFTAR PUSTAKA

 

Adisukresno, S., S. Ilyas, Sujipto., N. Perbowo., A. Poernomo., A. Rukyani., A. Hanafi., M. L. Nurdjana., E. Kusnendar., C. Kokarkin., T. Permadi., R. Wibisono., B. Wahyudi dan T. Hariyanto. 1990. Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Budidaya Udang di Pertambakan dalam Usaha Pengendalian Penyakit. Departemen Pertanian, Jakarta.

Aguirre-Guzman, G., J. G. Sanchez-Martinezm A. I. Campa-Cordova, A. Luna-Gonzalez and F. Ascencio. 2009. Penaeid Shrimp Immune System. Thailand Journal Veterinary Medicine. 39(3): 205-215.

Amri, K. dan I. Kanna. 2008. Budi Daya Udang Vaname Secara Intensif, Semi Intensif, dan Tradisional. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 168 hlm.

Alifuddin, M. 2002. Imunostimulasi pada hewan akuatik. Jurnal Akuakultur Indonesia. 1(2): 87-92.

Arafani, L. Ghazali., M. Ali dan Muhamad. 2016. Pelacakan virus bercak putih pada udang vaname (Litopenaeus vannamei) di Lombok dengan real-time polymerase chain reaction. Jurnal Veteriner. 17(1): 88-95.

Baidi, B. 2002. Uji Patogenitas White Spot Syndrom Virus (WSSV) terhadap Udang Windu (Panaeus monodon Fabricus) pada Konsentrasi 20 µg/ml Secara Perendaman Selama 30, 60 dan 90 Menit. SKRIPSI. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 79 hlm.

Bower SM. 1996. Synopsis of infection Disease and Parasites of commercially  Exploited Shell fish : White Spot Syndrome of Panaeid Shrimp. http://www-sci.pac.dfo-mpo.Gc.ca.html/. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2018.

Briggs, M., Smith, S.F., Subasinghe, R., & Phillips, M. 2004. Introduction and Movement of Penaeus vannamei and Penaeus stylirostis in Asia and the Pacific. RAP Publication 2004/10. Bangkok. 92p.

Budiwardhani, R. H. 2018. Analisis Kualitas Air dan Pemberian Imunostimulan Ekstrak Rumput Laut terhadap Perubahan Jumlah Sel Hemosit Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) yang Terinfeksi White Spot Syndrome Virus (WSSV). SKRIPSI. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Brawijaya. Malang. 86 hlm.

Burhanuddin. 2009. Riset Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) dengan Umur Tokolan Berbeda. Seminar Nasional Hasil Riset Kelautan dan Perikanan.

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. 2006. Uji teknologi budidaya udang bebas penyakit bercak putih. Mina Bahari, 3(2): 16-17.

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. 2013. Volume Produksi Udang 2009-2013. Departemen Kelautan dan Perikanan.

Effendi. 2018. Description of white spot virus in L. vannamei. 2 hlm.

Fariedah, F. 2010. Pengaruh Imunostimulan Outer Membran Protein (OMP) Vibrio alginolyticus dan infeksi Vibrio harveyi terhadap DNA Mitokondria Udang Windu Penaeus monodon Fab. Thesis. Program Pascasarjana Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya.

Haliman, R.W. & Adijaya, S.D. 2005. Udang vannamei, Pembudidayaan dan Prospek Pasar Udang Putih yang Tahan Penyakit. Penebar Swadaya, Jakarta, 75 hlm.

Hamsah., D. Dana dan M. B. M. Malole. 2006. Peran pakan alami dalam penularaan white spot syndrome virus pada benur udang windu (Penaeus monodon Fabr.) sebuah kajian awal. Majalah Ilmiah Agriplus. 16: 1-9.

Handoyo, D. dan A. Rudiretna. 2001. Prinsip umum dan pelaksanaan polymerase chain reaction (PCR). Jurnal Unitas. 9(1): 17-29.

Harjana, T. 2011. Buku Ajar Histologi Universitas Negeri Yogyakarta. 49 hlm.

Himawan, S. 1989. Patologi. Universitas Indonesia press. Jakarta. 325 hlm.

Hudi, L dan A. Shahab. 2005. Optimasi produktivitas budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) dengan menggunakan metode respon surface dan non linear programming. Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II. 28.1-28.9.

Itami, T. 1994. Body Defense System of Penaeid Shrimp. Paper presented on seminar on Fish Physiology and Prevention of Epizootics. Dept of Acuaculture and Biology. University Fisheries. Japan.

Iskandar, R dan Elrifadah. 2015. Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang Diberi Pakan Buatan Berbasis Kiambang. Ziraa’ah. 40(1): 18-24.

Jaedun, A. 2011. Metodologi Penelitian Eksperimen. Artikel ilmiah. Fakultas Teknik UNY.  Hal 1-13.

Kakkilaya, B. S. 2002. Peripheral Smear Examination For Malarial Parasite. Dr. B. S. Kakkilaya’s Malarial Web Site. Kayser, O., A. F Kiderlen, and S. L. Croft. 2000. Natural Products as Potential Antiparasitic Drugs. www.fu-berlin.de/akkayscr/antiparasiticsfromnature.pdf. Diakses 22 April 2019.

Kilawati, Y dan Y. Maimunah. 2015. Kualitas lingkungan tambak intensif Litopenaeus vannamei dalam kaitannya dengan prevalensi penyakit White spot syndrome virus. Research Journal of Life Science. 2(1): 50-59.

Koesharyani, I dan L. Gardenia. 2015. Metode deteksi cepat White spot syndrome virus (WSSV) dan infectiuos myonecrosis virus (IMNV) menggunakan portabel/mobile polymerase chain reaction. Jurnal Akuakultur. 10 (1): 43-49.

Lu, Y., L. M. Tapay., P. C. Loh., J. A. Brock and R. Gose. 1995. Development of a Quantal Assay in Primary Shrimp Cell Culture for Yellow Head Baculovirus (YBV) of Penaeid Shrimp. Journal Virol Methods. 52: 231-236.

Mahasri, G., L. Raya., A. S. Mubarak, dan B. Irawan. 2008. Gambaran Patologi Insang dan Kulit Udang Windu (Penaeus monodon Fab.) yang Terserang Ciliata Patogen dari Famili Vorticellidae (Zoothamnium sp.). Jurnal Perikanan. 3(1): 1-9.

Malole, M. B. 1988. Virologi. Pusat Antar Universitas. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Manoppo, H. 2011. Peran Nukleotida sebagai Imunostimulan terhadap Respon Imun Nonspesifik dan Resistensi Udang Vaname (Litopenaeus vannamei). Disertasi. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Manoppo, H. dan M. E. F. Kolopita. 2014. Respon Imun Krustase. Jurnal Budidaya Perairan. 2(2): 22-26.

Maynard, E. A. and D. M. Maynard. 1960. Cholinesterase In The Crustacean Muscle Receptor Organ. Journal of Histochemistry & Cytochemistry. 8(5): 376-379.

Megawati. 2017. Identifikasi Jamur pada Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) yang Dibudidayakan Secara Sistem Semi Intensif dan Intensif. SKRIPSI. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar. 54 hlm.

Moore, A. M and S. G. Poos. 1999. White Spot Syndrom Virus. htttp://www.Lionfish.Ims.Usm/edu/musweb//nis/White-spot-Baculovirus-compleks.Htm. Diakses pada 22 April 2019.

Nadhif, M. 2016. Pengaruh Pemberian Probiotik pada Pakan dalam Berbagai Konsentrasi terhadap Pertumbuhan dan Mortalitas Udang Vaname (Litopenaeus vannamei). SKRIPSI. Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya. 97 hlm.

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. 622 hlm.

Niman, D. A. 2002. Uji Patogenitas Virus Penyebab White Spot pada Udang Windu Panaeus monodon. SKRIPSI. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 62 hlm.

Nurbariah dan Khairurrazi. 2015. Virulensi White Spot Syndrome Virus (WSSV) pada Udang Pisang (Penaeus sp). Prosiding Seminar Nasional Biotik. 1-4.

Nurin, F., Maftuch, and U. Yanuhar. 2018. Larvae of hermitia illucens promotes the immunocompetence of haematology and muscle histopatology of common carp (Cyprinus carpio) challenged with Aeromonas Hydrophila. International Journal of Scientific and Technology Research. 7 (4) :126-131.

Nuryati, S. 2000. Penyediaan Biakan Sel Organ Limfoid (Oka) Udang Windu Panaeus monodon Secara In Vitro Sebagai Media Tumbuh bagi Virus. Tesis. Ilmu Perairan. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Ochoa-Meza, A. R., Álvarez-Sánchez A. R., Romo-Quiñonez C. R., Barraza Aaró., Magallón Barajas F. J., Chávez-Sánchez A., García-Ramos J. C., Toledano-Magaña Y., Bogdanchikova N., Pestryakov A., Mejía-Ruiz C. H. 2018. Silver nanoparticles enhance survival of white spot syndrome virus infected Penaeus vannamei shrimps by activation of its immunological system. Fish and Shellfish Immunology. Mexico. 30p.

Ode, I. 2013. Kajian sistem imunitas untuk pengendalian penyakit pada ikan dan udang. Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan. 6(2): 41-43.

OIE (Organization International des Epizooties). 2009. Bovine Brucellosis. Terrestial Manual Chapter 2.4.3 http://www.oie.int/fileadmin/Home. Diakses pada 22 April 2019.

Oka, M. 1969. Studies on the Panaeus orientalis Kishinouye-VIII Structure of the Newly Found Lymphoid Organ. Nagasaki University Academic Output Site. Bull Jpn Soc Sci Fish.  35: 245-250.

Panigoro, N., I. Astuti., M. Bahnan., P. D. C. Salfira dan K. Wakita. 2007. Teknik Dasar Histologi dan Atlas Dasar-Dasar Histopatologi Ikan. Balai Budidaya Air Tawar Jambi dan Japan International Coperation Agency.

Pasongli, H., G. D. Dirawan dan Suprapta. 2015. Zonasi Kesesuaian Tambak untuk Pengembangan Budidaya Udang Vaname (Penaeus vannamei) pada Aspek Kualitas Air di Desa Todowong Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat. Jurnal Bioedukasi. 3(2): 1-12.

Pazra, D. F. 2008. Gambaran Histopatologi Insang, Otot dan Usus pada Ikan Lele (Clarias spp.) Asal dari Daerah Bogor. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 74 hlm.

Pranawaty, R. N., I. D. Buwono dan E. Liviawaty. 2012. Aplikasi Pollymerase Chain Rection (PCR) Konvensional dan Real Time PCR untuk Deteksi White Spot Syndrome Virus pada Kepiting. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Unpad. Bandung. 14 hlm.

Pratista. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. PT. TLEX Komputindo. Jakarta. 292 hlm.

Pratiwi, H. C dan A. Manan. 2015. Teknik dasar histologi pada ikan gurami (Osphronemus gouramy). Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 7(2): 1-6.

Prayoga, W dan A. K. Wardani. 2015. Polymerase Chain Reaction untuk deteksi Salmonella sp. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 3(2): 483-488.

Prayugi, I. T. 2014. Respon Pertumbuhan Kultur Sel Limfoid Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) pada Media Yang Berbeda. SKRIPSI. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Airlangga. Surabaya. 66 hlm.

Putri, F. M. 2013. Pengaruh penambahan Spirulina sp. dalam pakan buatan terhadap jumlah total hemosit dan aktivitas fagositosis udang vaname (Litopenaeus vannamei). Journal of Aquaculture Management and Technology. 2(1): 102-112.

Rahayu, J. R. 2002. Uji Patogenitas Virus Penyebab White Spot Pada Udang Windu (Penaeus monodon Fab.) Secara Perendaman dalam Konsentrasi 100 µg/ml dan 200 µg/ml selama 240 menit. SKRIPSI. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 68 hlm.

Raza’I, T. S. 2008. Analisis histopatologi organ insang dan usus ikan kerapu lumpur (Epinephelus coloides) yang diberi Khamir Laut (Marine Yeast) sebagai immunostimulan. Jurnal Akuakultur. 2(1): 1-26.

Rocman, K. B. 1995. Mengamati White Spot Secara Selullar. Techner 18 (th III/1995) Hal: 7-9.

Setyowati, A., D. H. Awik dan Nurlita. 2012. Studi histopatologi hati ikan belanak (Mugil cephalus) di muara sungai aloo Sidoarjo. Jurnal Ristek Akuakultur. 2(1):22-29.

Supriatna, I., Yustiati, A dan Iskandar. 2014. Sekuen Asam Amino Anti White Spot Syndrome Virus (WSSV) pada Udang Windu (Penaeus Monodon). Jurnal Ilmu Hayati dan Fisik. 16(1): 40-46.

Soetrisno, C. K. 2004. Mensiasati Penyakit WSSV di Tambak Udang. Jurnal Aquaculture Indonesia. 5(1):19-31.

Subkhan, M., M. Alifuddin dan A. Taslihan. 2005. Efek radiasi ultraviolet teradap patogenitas white spot syndrome virus pada udang windu (Panaeus monodon Fab). Jurnal Akuakultur Indonesia. 4 (1): 79-87.

Sumeru, S. U., dan S. Anna. 1992. Pakan Udang Windu (Panaeus monodon). Yogyakarta: Kanisius. 96 hlm

Siswandari, W. 2005. Nilai diagnosis pemeriksaan imunositokimia limfosit sediaan apus darah tepi dibandingkan analisis kromosom pada penderita dengan dugaan sindroma Fragile X. TESIS. 74 hlm.

Susilowati, T., J. Hutabarat, S. Anggoro and M. Zainuri. 2014. The improvement of the survival, growth and production of Vaname Shrimp (Litopenaeus vannamei) and Seaweed (Gracilaria verucosa) based on polyculture cultivation. International Journal of Marine and Aquatic Resource Consevation and Co-existence. 1 (1): 6-11.

Takahashi Y., Itama T., Kondo M., Maeda M., Fujii R., Tomonaga S., Supamattaya K., Boon S., 1994 Electron microscopic evidence of bacilliform virus infection in kuruma shrimp (Penaeus japonicus). Fish Pathology 29(2):121-125.

Usman, A. dan Rochmady. 2017. Pertumbuhan dan kelangsungan hidup pasca larva udang windu (Panaeus monodon Fab.) melalui pemberian probiotik dengan dosis berbeda. Jurnal Akuakultur, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. 1 (1): 19-26.

Vlak, J. M., Bonami J. R., Flegel T. W., Kou G. H., Lightner D. V., LO, C. F., Loh P. C., Walker, P. J. 2002. http // www.plant Wageningen-urnl/dews/2001- 14-en/html. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2018.

Wahjuningrum, D., S. H. Sholeh dan S. Nuryati. 2006. Pencegahan Infeksi Virus White Spot Syndrome Virus (WSSV) pada Udang Windu Panaeus monodon dengan Cairan Ekstrak Pohon Mangrove (CEPM) Avicennia sp. Dan Sonneratia sp. Jurnal Akuakultur Indonesia. 5(1): 65-75.

Wang HC, Hao-Ching Wang, Guang-Hsiung Kou, Chu-Fang Lo, dan Wei-Pang Huang. 2007. Identification of Icp11, The Most Highly Expressed Gene of Shrimp White Spot Syndrome Virus (WSSV). Diseases of Aquatic Organisms 74: 179–89.

Wang, Y. G., Shariff P. M., Sudha P. S., Srinivasa Rao M. D., Hassa and L.T. Tan. 1998. Managing White Spot Diseases in Shrimp. Infofish International 3(98): 30-36.

Widodo, D. S. 2002. Uji Patogenitas Virus Bintik Putih (White Spot) Pada Udang Windu (Penaeus monodon Fabricius) dengan lama waktu perendaman 30, 60 dan 90 menit konsentrasi 100 µg/ml. SKRIPSI. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 87 hlm.

Wijayanti, A., E. Susanti dan C. Purbomartono. 1999. Pedoman Praktis Analisis Penyakit Udang. BBPBAP Jepara.

Wyban, J. W dan Sweeney, J. N. 1991. Intensive Shrimp Production Technology. The Oceanic Institute Shrimp Manual. Honolulu, Hawai, USA. 158p.

Zalsabilla, A. 2018. Potensi Mikroalga Dunaliella salina Sebagai Kandidat Antivirus terhadap Ikan Kerapu Cantang (Ephinephelus sp.) yang diinfeksi Viral Nervous Necrosis (VNN) Melalui GambaraN Histopatologi Otak, Mata dan Usus. SKRIPSI. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Brawijaya. Malang. 117 hlm.

 

Penulis

Gery Purnomo Aji Sutrisno, S.Pi.

Post a Comment for "Daftar Pustaka Analisis Histopatologi Limfoid Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Yang Diinfeksi White Spot Syndrome Virus (WSSV)"