Mendiagnosis Penyakit Ikan

1. PENGAMATAN EKSTERNAL

Apabila ada perubahan tingkah laku, berarti serangan penyakit sudah dimulai.

 

2. PENGAMATAN TINGKAH LAKU MAKAN

Apakah ikan tidak mau makan? Bila terjadi hal demikian, lakukan pengamatan terhadap jenis, kuantitas, dan kualitas pakan. Apakah ikan membutuhkan pakan alami atau buatan?. Pakan terapung apa tenggelam?. Pakan yang mudah atau sulit hancur dalam air?. Hindari pemberian pakan pada saat ikan belum lapar. Lakukan pemberian pakan sesuai jadwal yang sudah ditetapkan.

 

3. GERAKAN BERENANG

- Meningkatnya suhu air, senyawa racun, dan penurunan Ph dapat menyebabkan ikan gelisah dan melompat keluar.

- Berenang gelisah menghindari pemangsaan.

- Terserang ektoparasit menggosok gosokan badan ke benda keras.

- Gelembung renang tidak berfungsi berenang di dasar kolam sedangkan Ikan yang perutnya membesar karena dipenuhi udara cenderung berenang di permukaan kolam dan mengalami kesulitan untuk berenang ke dasar kolam.

 

4. BERKUMPUL DI SALURAN PEMASUKAN

- Apabila terjadi di siang hari kolam terlalu panas sehingga perlu diberi peneduh berupa tanaman tepi kolam atau tanaman terapung seperti teratai, eceng gondok, atau tanaman air lainnya.

- Apabila dini hari hingga pagi, berarti kolam terlalu banyak tanaman.

 

5. MEGAP

Terlihat megap-megap di permukaan air maka ada kemungkinan ikan tidak mendapat oksigen dalam jumlah memadai.

 

6. MALAS

Apabila ikan malas bergerak diberi makan, besar kemungkinan terjadi serangan penyakit pada bagian internal tubuhnya.

 

7. KEMATIAN IKAN

Hitung ikan yang mati setiap hari lalu liat kurva.

- Garis Kurva A Kematian masalah lingkungan, seperti rendahnya kandungan oksigen atau keberadaan senyawa beracun.

- Garis Kurva B serangan wabah penyakit.

- Garis Kurva C Penyakit yang persisten (terus-menerus).

 

8. PENGAMATAN INTERNAL

Pembedahan ikan dan pengamatan mikroskop.

 

9. JUMLAH DAN UKURAN IKAN, SISTEM PENYARINGAN

Semakin padat ikan ditebar, peran sistem penyaringan air semakin penting. Apabila padat perlunya aerasi. Apabila kesehatan terganggu karena keracunan penyebabnya senyawa amonia dan hidrogen sulfida.

 

10. JUMLAH IKAN SAKIT

- Apabila jumlah ikan yang terserang relatif banyak dalam waktu yang bersamaan diduga terjadi serangan penyakit menular atau perubahan kualitas air secara tiba-tiba. Populasi patogen tumbuh cepat pada lingkungan media budidaya yang tidak terawat.

- Apabila banyak ikan mati tidak memperlihatkan tanda serangan patogen dapat dipastikan serangan tersebut disebabkan penurunan kualitas air tiba-tiba. Langkah selanjutnya pengamatan kualitas air yang meliputi kandungan amonia dan nitrat. Apabila kandungan amonia terus meningkat, berarti siklus nitrogen tidak sempurna. Penambahan bakteri Nitrosomonas dan Nitrobacter dapat memperbaiki siklus nitrat.

- Di perairan subur, peningkatan kandungan fosfat akan identik dengan meningkatnya pertumbuhan tanaman atau plankton. Apabila tidak terjadi hal demikian, besar kemungkinan media budidaya kurang subur.

 

11. MENENTUKAN JENIS PENYAKIT

- Pengamatan secara organoleptik dapat dilakukan dengan menggunakan pancaindera. Penglihatan, perabaan, dan penciuman.

- Pengamatan fisik menggunakan alat indikator fisik. Pengukuran seperti suhu, salinitas, Ph, kesadahan, kandungan oksigen, kekeruhan, dan lainnya.

- Pengamatan kimia, setiap patogen memiliki senyawa yang dihasilkan untuk hidup pada inang atau membunuh inang. Senyawa tersebut bersifat khas dan berbeda antara patogen dengan patogen lainnya.

- Pengamatan secara biologis lebih ditujukan untuk menumbuhkan patogen yang memanfaatkan ikan sebagai inang atau yang menyerang ikan.

 

Penulis :

Gery Purnomo Aji Sutrisno, S.Pi.


Daftar Pustaka :

Afrianto, Eddy., Evi Liviawaty., Zafran Jamaris., Hendi. 2015. Penyakit Ikan. Penebar Swadaya: Cibubur, Jakarta Timur.

Post a Comment for "Mendiagnosis Penyakit Ikan"