Ikan Nila; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll



Ikan Nila merupakan ikan baru di negeri kita. Ikan ini sesugguhnya belum lama masuk ke indonesia yaitu dalam bulan Juni 1969 dan berasal dari taiwan. Nama latinnya adalah Tilapia nilotica dari nama indonesia Ikan Nila. Nama ini diambil dari kata nilotica. Sedangkan kata nilotica sendiri berasal dari kata Nile atau Nil, yaitu nama sungai besar di Afrika, yg bermuara di pantai utara Mesir. Jadi sama sekali tidak ada hubungannya dengan warna nila (Mudjiman, 2010).

Ikan dapat didefinisikan sebagai binatang vertebrata berdarah dingin, yang pergerakkan dan keseimbangan tubuhny teruama menggunakan sirirp dan umumnya bernapas dengan insangserta hidp dalam lingkungan air. Dlm klasifikasi taksonomi, ikan disatukan dalam kelas Pisces; bahkan beberapa ahli memasukan dalam superkelas (Rahardjo et al., 2011).

KLASIFIKASI IKAN NILA
Mnurut Amri (2008) bahwa ikn nila (Oreochromis sp) scr sistematis tergolong dlm:
Filum
: Chordata
Sub filum
: Vertebrata
Kelas
: Pisces
Sub kelas
: Acanthopterigi
Ordo
: Perciformes
Famili
: Cichlidae
Genus
: Oreochromis
Spesies
: Oreochromis sp.

Awalnya ikan nila dimasukkan ke dalam jenis Tilapia nilotica atau ikan dari golongan tilapia yang tidak mengerami telur dan larva di mulut induknya. Dalam perkembangannya, para pakar perikanan menggolongkan ikan nila ke dalam jenis Sarotheredon niloticus atau kelompok ikan tilapia yang mengerami telur dan larvanya di dalam mulut induk jantan dan betinanya. Akhirnya diketahui bahwa yang mengerami telur dan larva di dalam mulut ikan nila hanya induk betinanya. Para pakar perikanan kemudian memutuskan bahwa nama ilmiah yang tepat untuk ikan nila adalah  Oreochromis niloticus atau Oreochromis sp. Nama nilotica menunjukan tempat ikan ini berasal, yakni sungai Nil di Benua Afrika (Amri dan Khairul, 2008).

MORFOLOGI IKAN NILA
Ikan nila memiliki ciri morfologis yaitu berjari-jari keras, sirip perut torasik, letak mulut subterminal dan berbentuk meruncing. Selain itu, tanda lainnya yang dapat dilihat dari ikan nila adalah warna tubuhnya hitam dan agak keputihan. Bagian tutup insang berwarna putih, sedangkan pada nila lokal putih agak kehitaman bahkan kuning. Sisik ikan nila berukuran besar, kasar dan tersusun rapi. Sepertiga sisik belakang menutupi sisi bagian depan. Tubuhnya memiliki garis linea lateralis yang terputus antara bagian atas dan bawahnya. Linea lateralis bagian atas memanjang mulai dari tutup insang hingga belakang sirip punggung sampai pangkal sirip ekor. Ukuran kepala relatif kecil dengan mulut berada di ujung kepala serta mempunyai mata yang besar (Kottelat et al., 2006).

Bentuk badan ikan nila (Oreochromis niloticus) ialah pipih ke samping memanjang. Mempunyai garis vertikal pada badan sebanyak 9–11 buah, sedangkan garis-garis pada sirip berwarna merah berjumlah 6–12 buah. Pada sirip punggung terdapat juga garis-garis miring. Mata kelihatan menonjol dan relatif besar dengan bagian tepi mata berwarna putih. Badan relatif lebih tebal dan kekar dibandingkan ikan mujair. Garis lateralis (gurat sisi di tengah tubuh) terputus dan dilanjutkan dengan garis yang terletak lebih bawah (Susanto, 2007).

Menurut (Rukmana, 2007). Ikan nila memiliki sirip punggung dengan rumus D XV, 10; sirip ekor C II,15, dan sirip perut C I,6. Rumus tersebut menunjukan perincian sebagai berikut:
a. D XV, 10 artinya D = Dorsalis (sirip punggung), XV = 15 duri, dan 10 = 10 jari-jari lemah. C II,15; artinya C = Caudalis (sirip ekor) terdiri dari 2 duri, dan 15 jari-jari lemah.
b. V I,6; artinya V = Ventral (sirip perut) terdiri dari 1 duri, dan 6 jari-jari lemah

Menurut Lytle dan Meyer (2006) bahwa tubuh ikan dibagi atas tiga bagian yaitu:
a. Caput (kepala)
Pada bagian caput (kepala) terdapat tulangoperculum yang menutupi insang dan saluran besar. Bagiankepala terdiri dari 2 lubang hidung, 2 buah mata, mulut dan gigi. Tulang operculum menutupi insang pada setiap sisikepala. Setiap operculum memiliki 4 insang. Operculummelekat di bagian dorsal kepala. Namun terbuka padabagian belakang (bagian lebih ventral)
b. Truncus (badan)
Pada bagian ventral terdapat anus dan lubangurogenital.Oreochromis niloticus betina memiliki satu lubangurogenital, namun pada jantan lubangnya terpisah antaralubang genital dengan lubang urinnya. Siripnya mengkilapdan dilapisi membran yang licin. Sirip berfungsi menjagakestabilan ikan dan mengatur pergerakannya dalam air.Pada setiap ikan, operkulumnya timbul lateral line yangmerupakan sistem organ sensori khusus yang dapatmendeteksi getaran dan arus dalam air yang terdapatdisepanjang belakang mata sampai ekor. Organ ini dapatmembantu ikan dalam menghindari predator dan melewatirintangan dalam air
c. Caudal (ekor)
Bagian ini merupakan perpanjangan dari anus kebagian posterior. Bentuk ekor tidak simetris, dengan bagiandorsal yang panjang dan cuping ventral kecil. Bentukekornya homocercal, memiliki rongga yang sama danmuncul secara simetris

Menurut Omar (2011) bahwa tipe ekor ikan terbagi menjadi empat macam berdasarkan perkembangan arah yg belakang vertebrate,yaitu:
a. Protocercal, ujung blakang vertebrae berakhir lurus pada ujung ekor
b. Heterocercal, ujung blakang vertebrae pada bagan ekor agak membelok ke arah dorsal sehingga caudal terbagi tdk simetris
c. Homocercal, ujung vertebrae pada bagian ekor agak membelok ke arah dorsal sehingga bila dilihat dari dlm tampak tidak simetris tp bila dilihat dari arah luar terlihat simetris
d. Dyphycercal, ujung nototchord luas ke arah caudal sehingga siri ekor terbagi secara simetris.

Bentuk sirip ekor, yaitu:
a. Rounded (membulat)
b. Truncate (berpinggirin tegak)
c. Wedge shape (bentuk baji)
d. Emarginate (berpinggiran berlekuk tunggal)
e. Double Emarginate (berpinggiran berlekuk ganda)
f. Forked (bercagak)
g. Lunate (bentuk sabit)
h. Ephicercal (bagian daun sirip atas lebih bsr)
i. Hypocercal (bagian daun sirip bawah lebih besar)
                  
Menurut Burhanuddin (2008) bahwa bentuk sisik ikan dapat dibedakan atas beberapa tipe:
a. Cosmoid, terdapat pada ikan-ikan purba yg telah punah
b. Plakoid, merupakan sisik tonjolan kulit, banyak terdapat pada ikan yg termasuk kelas chondrichtyes
c. Ganoid, merupakan sisik yg terdiri atas garam-garam ganoid, banyak terdapat pada ikan dan golongan actinopterygii
d. Cycloid, berbentuk seperti lingkaran, umumnya terdapat pada ikan yang berjari-jari sirip lemah (Malacopterygii)
e. Stenoid, berbentuk seperti sisir, ditemukan pada ikan yg berjari-jari sirip keras (Acanthopterygii)

Pada ikan nila terdapat sisik yang melingkupi tubuhnya. Sisik pada ikan ini termasuk tipe teleostei, yang tidak memiliki enamel, dentin dan lapisan pembuluh tulang,hanya memiliki berkas lamelarnya saja. Terdapat duamacam sisik teleost yang dikenali, yaitu cycloid  dan ctenoid .Cycloid tersusun dari cincin konsentris atau circuli. Sedangkan sisik ctenoid dengan pinggiran yang kerassepanjang tepi posterior. Circuli yang baru, terletak dibawah, seperti lingkaran tahun pada pohon yang dapat dijadikan suatu bukti untuk melihat umur dari ikan yang akan diamati (Kardong, 2015).

Otot tubuh pada Oreochromis niloticus mengalami segmentasi (myotome). Kontraksi myotome dihasilkan akibat kelenturan bagian tubuh yang membantu berenang. Antar myotome dorsal dan ventral dipisahkan oleh septum-septum transversum disebut otot epaksial dan segmen otot ventral ke septum transversum disebut otot hepaksial (Lytle dan Meyer,2014).

Menurut Djuanda (2011) bahwa ada beberapa macam bentuk mulut ikan. Bentuk mulut ikan antara jenis ikan satu dengan jenis ikan lainnya berbeda-beda tergantung pada jenis makanan yang dimakannya. Secara umum ada empat jenis mulut ikan yaitu:
1. Bentuk seperti tabung (tube like)
2. Bentuk seperti paruh (beak like)
3. Bentuk seperti gergaji (saw like)
4. Bentuk seperti terompet Mulut Dapat Disembul dan Tidak.

Menurut Omar (2011) bahwa tipe mulut pada ikan dapat dibedakan atas:
a. Terminal: mulut yg terletak di ujung hidung atau membuka tepat di ujung hidung
b. Subterminal: mulut yg terletak dekat ujung hidung
c. Inferior: mulut yg terletak di bawah hidung
d. Superior: mulut yg terletak di atas hidung

Pada bagian tengah badan ikan sebelah kanan dan kiri mulai dari kepala sampai ke pangkal ekor terdapat suatu bangunan yang kelihatannya seperti garis memanjang yang disebut garis rusuk atau garis sisi (linea lateralis). Garis rusuk dapat ditemukan baik pada ikan yg mempunyai sisik maupun tidak bersisik. Pada ikan yg bersisik, garis rusuk ini dibentuk oleh sisik yg memiliki pori-pori. Garis rusuk berfungsi sebagai indera keenam pada ikan yaitu, untuk mengetahui perubahan tekanan air yg terjadi sehubungan dengan aliran arus air untuk mengetahui jika ikan mendekati atau menjauhi benda-benda keras dan osmoregulasi (Omar, 2011).

Bentuk gigi rahang dapat digolongkan menjadi bentuk Cardiform, Villiform, Canine, dan Molariform. Gigi Cardiform berbentuk pendek, tajam, dan runcing, didapatkan pada Famili Serranidae. Gigi Villiform mirip dengan gigi cardiform, hanya lebih panjang dan memberikan gambaran seperti rumbai-rumbai, misalnya pada Plerois. Gigi Canine seringkali menyerupai bentuk taring, yang bentuknya panjang dan mengerucut, lurus atau melengkung, dan disesuaikan untuk mencengkeram. Bentuk gigi ini ditemukan pada ikan cucut. Gigi Incisor yang mempunyai pinggiran tajam digunakan untuk memotong, misalnya pada ikan Blennius sp. Gigi yang permukaannya rata digunakan untuk menumbuk dan menggerus makanan, termasuk jenis molariform; bentuk ini dipunyai oleh Raja., Holochepali, dan Sciaenidae (Lagler et al., 2007)

SISTEM PENCERNAAN IKAN NILA
Menurut Rahardjo (2011) bahwa bila dirunut secara berurutan dari awal makanan masuk ke mulut sampai ke prses pencernaan dan selanjutnya sisa makanan yang tidak dicerna dibuang dalam bentuk feses melalui anus, maka organ yang termasuk saluran pencernaan terdiri atas:
a. Mulut, merupakan organ pertama yang berhubungan langsung dengan makanan.
b. Rongga mulut, berhubungan langsung dengan segmen faring. Secara anatomi, organ yang terdapat di rongga mulut adalah gigi, lidah,dan organ pelatin. Permukaan rongga mulut diselaputi oleh lapisan sel permukaan (epitelium) yang berlapis.
c. Tekak, letaknya di antara mulut bagian belakang dan insang bagian belakang
d. Insang, terletak tepat dibelakang rongga mulut yang berfungsi dalam pernapasan ikan
e. Kerongkongan, merupakan saluran pendek dengan penampang membundar. Organ ini sangat elastis sehingga mempunyai kemampuan untuk mengembung.
f. Lambung, berfungsi sebagai penerima dan penampung makanan serta sebagai tempat pencernaan.
g. Pilorik, berfungsi mengatur pengeluaran makanan dari lambung dan masuk ke usus.
h. Usus, letaknya di antara pilorik dan rektum. Fungsinya sebagai organ untuk mencerna makanan dan tempat penyerapan makanan.
i. Rektum, letaknya di belakang usus yang berfungsi menyerap air dan mineral, dan memproduksi lendir untuk mempermudah makanan tak tercerna (feses).
j. Anus, berfungsi mengeluarkan feses yang letaknya di belakang sirip ventral dan tepat di sirip anal.

Insang terletak tepat di belakang rongga mulut. Umumnya terdapat empat pasang lengkung insang pada ikan bertulang sejati, dan lima sampai tujuh pasang engkung insang pada Chondricthyes. Pada lengkung insang bagian depan terdapat tapis insang dan di bagian belakang terdapat filamen insang. Tapis insang melindungi filamen insang yang lembut dari kikisan material yang masuk, dan menghalangi material yang dmakan keluar melalui insang. Ikan yang memangsa makanan yang besar mempunyai tapis insang yang berukuran besar dan jumlahnya sedikit, seperti pada ikan Epinephelus areolatus dan Lethrinus mahsena (Salman et al., 2012).
         
Pada proses pencernaan, makanan dari rongga mulut masuk ke kerongkongan dan selanjutnya ke lambung. Dari lambung, makanan masuk ke usus. Di usus bermuara cairan empedu yang membantu proses pencernaan. Di usus halus, sari-sari makanan diserap dan selanjutnya diedarkan oleh darah ke seluruh bagian tubuh (Abdullah et al., 2007)

Di samping alat-alat yang terdapat di dalam rongga peritonium dan perikardium terdapat juga alat tubuh yang terletak di luar selaput peritonium dan perikardium, yaitu gelembung renang, ginjal dan alat reproduksi. Dinsing gelembung renang dari luar ke dalam terdiri atas selaput yang serupa, jaringan ikat elastis, otot polos, dan otot seran lintang, dan epitel pipih. Gelembung renang berisi gas oksigen, hidrogen dan karbondioksida yang berfungsi sebagai alat hidrostatis dan alat untuk membantu pernafasan, terutama pada beberapa jenis ikan yang dapat hidup di tempat-tempat yang airnya sedikit (Murtidjo, 2011).

SISTEM PERNAPASAN IKAN NILA
Organ respirasi pada ikan adalah insang (gils). Insang sebenarnya adalah kelanjutan dari dinding tubuh ikan dengan bentuk berlipat-lipat dan bercabang-cabang membentuk suatu kompleks insang. Insang pada ikan terdapat di sisi kanan dan kirir kepala ikan. Kompleks insang pada ikan ditutupi oleh operkulum. Insang pada ikan terdiri atas empat lengkung insang. Setiap lengkung insang tersebut mengandung filamen.Insang mengandung banyak pembuluh darah kapiler. Pertukaran gas antara karbon dioksida dan oksigen berlangsung  di pembuluh darah kapiler ini (Abdurahman,2008).

Mekanisme pernapasan ikan yang memiliki tutup insang adalah sebagai berikut. Pada fase inspirasi, air dimasukkan ke dalam rongga mulut. Rongga mulut akan membesar. Membesarnya rongga mulut disebabkan oleh adanya gerakkan ke samping sehingga celah insang terbuka. Terbukanya celah insang menyebabkan air keluar. Air yang keluar melalui celah-celah insang akan menyentuh lembaran-lembaran insang. Lembaran insang banyak mengandung kapiler darah, sehingga dibagian inilah terjadi pertukaran gas, yaitu darah mengikat oksigen dan melepaskan karbon dioksida (Abdullah et al., 2007)

SISTEM SYARAF IKAN NILA
Menurut Halim (2014), sistem saraf yang terdapat pada ikan meliputi sistem cerebro spnal, sistem saraf pusat menyangkut otak dan tulang punggung, sistem saraf tepi, sistem otnomi menyangkut simpati dan parasimpati, serta organ-organ khusus menyangkut hidung, telinga, dan mata.

Sistem syaraf dibagi menjadi sistem syaraf pusat dan sistem syaraf perifer. Sistem syaraf pusat terdiri dari syaraf cranial dan spinal, beserta cabang-cabangnya. Sistem syaraf otonom merupakan dari sistem perifer, mempengaruhi otot polos dan kelenjar. Bagian otak ikan yaitu medula spinalis (sum-sum tulang belakang), medula oblongata, cerebellum, esechepalen (lobus opticus) sebagai tonjolan yang bulat , epiphyre (kelenjar). Cerebrum di depannya terdapat factories yang memberi syaraf ke hidung yaitu olfaktorius (Renata, 2008).

SISTEM UROGENITAL IKAN NILA
Sistem urogenitalia dibangun oleh dua sistem yaitu,  sistem urinaria (sistem uropecfica) dan sistem genetalia. Sistem urinaria bisa disebut dengan sistem ekskresi. Fungsiny untuk membuahkan bahan yang tidak diperlukan atau membahayakan kesehatan tubuh jika keluar dari tubuh sebagai larutan dalam air dengan perantara ginjal atau salurannya. Sistem ginial disebut sistem reproduksi berfungsi untuk berkembang biak. Organ utama sistem ini adalah gonad (kelenjar kelamin) sepasang terletak antara usus dan gelembung renang. Kelenjar kelamin betina disebut ovarium , sedangkan kelenjar kelamin jantan disebut testis (Burhanuddin, 2008).

Mnurut Omar (2011), organ-organ yang termasuk ke dalam sistem urogenetalia adalah:

A. GINJAL IKAN NILA
Ginjal berwarna merah kehitaman, sepasang, erletak di luar punggung, memanjang dari dekat anus ke arah depan hingga ujung rongga peru. Bentuknya tidak jelas. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan amoniak dan senyawa-senyawa nontoksin.

B. URETER IKAN NILA
Ureter merupakan tempat mengalirnya urine yang berasal dan ginjal terdapat di pinggiran dorsal rongga badan dan menuju ke belakang. Pada ikan jantan, kedua saluran ini terikat merupakan tabung (tubulus) yang pendek, terentang, dan ujung belakang ginjal sampai kantong urine, sedangkan pada ikan betina menuju ke sinus urogenital.

C. KANTONG URINE (VESICA URINARIA) IKAN NILA
Merupakan lanjutan dan ureter kiri dan kanan serta merupakan tempat penampungan urine sementara sebelum dikeluarkan. Pada beberapa jenis ikan, kantong urine dapat dilihat dengan jelas terletak dekat anus dan bentuknya menyerupai kantong kecil.

D. URETRA IKAN NILA
Merupakan saluran yang pendek, berasal dari kantong urine dan menuju ke poros urogenetalia dan merupakan jalan keluar urine dari dalam tubuh.

Sistem genetalia meliputi sistem kelamin pada ikan dapat dibedakan atas sistem kelamin betina dan sistem kelamin jantan. Sistem kelamin jantan disusun oleh:
a. Testis, terletak di bawah gelembung renang dan di atas intestinum. Bentuk testis umumnya berwarna putih  dan agak kompak. Di dalam testis menghasilkan spermatozoa. Bentuk spermatozoa bermacam-macam, tergantung testis disebut mesordhium.
b. Vas Differensia, merupakan dua buah saluran sperma yang bergabung pada bagan belakangny, membentuk suatu ruang genital yang terbuka ke arah luar, terletak di antara ureter atau papila urinaria dan anus.

Pada ikan bertulang sejati, sistem kelamin betina disusun oleh:
a. Ovarium, pada ikan umumnya ada dua buah, tampak seperti agar-agar yang jernih, terdapat bintik-bintik karena berisi sel telur. Alat penggantung ovarium disebut mesovarium.
b. Saluran Telur (Oviduct), merupakan saluran tempat lewatnya sel telur, sangat pendek dan bersatu pada bagian belakangnya untuk selanjutnya bermuara pada porus urogenetalia.

PEREDARAN DARAH IKAN NILA
Alat peredaran darah ikan terdiri dari jantung, pembuluh nadi ventral, pembuluh nadi dorsal, dan kapiler. Jantung ikan terdiri dari dua ruang yaitu, serambi dan bilik. Jantung ikan memilki sinus venosus. Fungsinya untuk menerima darah kaya karbon dioksida dari seluruh tubuh. Darah ikan berfungsi mengangkut sari-sari makanan, oksigen, dan karbon dioksida. Sistem peredaran darah ikan merupakan sistem peredaran darah tunggal tertutup. Disebut demikian karena darah hanya satu kali masuk ke jantung dalam satu kali peredaran dan darah selalu berada di dalam pembuluh darah (Saktiyono, 2006).

Oreochromis niloticus memiliki dua ruang padajantungnya, yang tersusun dari dinding tipis padaatrium dan yang tebal pada vetrikel otot. Darahmengalir dari sinus venosum ke atrium dan dari atrium ke ventrikel otot. Kontaksi ventrikel otot memaksadarah masuk ke dalam conus arteriosus yang kecil dankeluar melaui ventral aorta pendek dan menuju keinsang melalui empat pasang brachial arteries yangberbeda (Lytle dan Meyer, 2006).

RANGKA IKAN NILA
Menurut (Ridho et al., 2012) Rangka adalah struktur yang menyokong trgaknya tubuh, kombinasi antara system rangka dan system urat daging memberikan bentuk pada tubuh. Tulang sebagai penyusun rangka banyak mengandung garam kalsium, selain itu juga mengandung fosfor, magnesium dan sebagainya. Pada tulang bertulang sejati, tulang yang keadaannya keras sebenarnya berasal dari tulang rawan. Rangka pada ikan mempunyai fungsi antara lain:
- Melindungi bagian tubuh yang lemah seperti jantung, hati, alat pencernaan dll.
- Penunjang tubuh
- Sebagai alat penggerak pasif
- Dapat berfungsi sebagai alat penyalur sperma

Sedangkan berdasaerkan letak dan fungsinya, rangka dapat dibagi tiga, yaiitu:
1) Rangka aksial, terdiri dari tulang tengkorak, tulang punggung dan tulang rusuk;
2) Rangka visceral, terdiri dari tulang lengkung insang dan turunan-turunannya;
3) Rangka apendikular, yaitu rangka anggota badan seperti jari-jari sirip dan pelekat-pelekat lainnya. (Ridho et al., 2012)

Bentuk tulang belakang pada Oreochromisniloticus adalah silinder, pada bagian dorsal terdapatlengkung syaraf. Sisik, sirip dan tulang dari tengkorakmerupakan anggota dari dermal eksoskeleton, namunstruktur pendukung utama tubuh terdiri dari tulang-tulang eksoskeleton. Axial eksoskeleton terdiri daritengkorak, tulang belakang, tulang rusuk, dan siripbagian tenga. Bagian caudal dari tulang belakangmemiliki lengkung darah sentral yang dilewati arteridan mensupport darah pada tulang punggung. Viseralskeleton dibentuk dari tulang rawan / kartilago dankemudian berubah menjadi tulang keras yangmendukung sirip (Lytle dan Meyer, 2006).

HABITAT IKAN NILA
Nila pertama kali didatangkan dari Taiwan ke Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Bogor pada tahun 1969. Setahun kemudian, ikan ini mulai disebarkan ke beberapa daerah di Indonesia setelah melalui masa penelitian dan adaptasi. Secara alami, ikan ini melakukan migrasi dari habitat aslinya di Sungai Nil di Uganda (bagian hulu Sungai Nil). Nila juga terdapat di Afrika bagian tengah dan barat. Populasi terbanyak ditemukan di kolam-kolam ikan Chad dan Nigeria. Dengan campur tangan manusia, saat ini nila telah menyebar ke seluruh dunia (Amri, 2008).

Menurut Djarijah (2012), nila hidup di tempat-tempat yang airnya agak dangkal dan berarus lemah. Di perairan alami, danau, atau sungai, nila lebih suka menempati daerah tepi yang dangkal dan tenang. Meskipun tergolong ikan yang bersisik, nila kurang suka menantang arus.

CIRI KHUSUS IKAN NILA
Btk dan rupa ikn nila sgt mirip dgn ikn mujair, sehingga bnr2 serupa, nmn tdk sm. Utk membedakanny jg agak sulit. Perbedaan yg mudah kita lihat terletak pada grs2 di sirip ekor dan sirip punggung. Pd ikn nila, sirip ekorny bergaris2 hitam tegak lururs, dan pd sirip punggungny grs2 hitam tsb melintang.tgk lurus pd sirirp. Sdgkn d ikn mujair tdk terdpt grs2 pd sirip ekor dan sirip punggungny (Mudjiman,2010).

Nila (Oreochromis mossambicus) yang terkenal karena kemampuan mereka
mentolerir berbagai jenis stres lingkungan, mungkin yang terbaik
belajar dari yang stres salinitas. Nila mampu menyesuaikan diri dengan
salinitas setinggi 3 kali air laut (SW) (Stickney, 2006).

Menurut Rukmana (2007) bahwa di habitat alami, ikan nila bersifat pemangsa segala jenis tumbuh-tumbuhan ataupun hancuran sampah yang ada di dalam air, dan rakus makan sia-sia dapur. Oleh karena itu, ikan nila, termasuk ikan yang bersifat omnivora. Perbedaan sifat pertumbuhan ikan nila jantan dan nila betina diduga karena faktor tingkah laku dalam pengembangbiakan. Ikan nila jantan lebih cepat dewasa (matang kelamin) daripada ikan nila betina. Oleh karena itu, ikan nila jantan memiliki kecepatan tumbuh dan lebih tinggi daripada ikan nila betina

LETAK MULUT IKAN NILA
Menurut Omar (2011) bahwa tipe mulut pada ikan dapat dibedakan atas:
1. Terminal: mulut yg terletak di ujung hidung atau membuka tepat di ujung hidung
2. Subterminal: mulut yg terletak dekat ujung hidung
3. Inferior: mulut yg terletak di bawah hidung
4. Superior: mulut yg terletak di atas hidung

SISIK IKAN NILA
Menurut Burhanuddin (2008) bahwa bentuk sisik ikan dapat dibedakan atas beberapa tipe:
- Cosmoid, terdapat pada ikan-ikan purba yg telah punah
- Plakoid, merupakan sisik tonjolan kulit, banyak terdapat pada ikan yg termasuk kelas chondrichtyes
- Ganoid, merupakan sisik yg terdiri atas garam-garam ganoid, banyak terdapat pada ikan dan golongan actinopterygii
- Cycloid, berbentuk seperti lingkaran, umumnya terdapat pada ikan yang berjari-jari sirip lemah (Malacopterygii)
- Stenoid, berbentuk seperti sisir, ditemukan pada ikan yg berjari-jari sirip keras (Acanthopterygii)

Pada ikan nila terdapat sisik yang melingkupitubuhnya. Sisik pada ikan ini termasuk tipe teleost, yangtidak memiliki enamel, dentin dan lapisan pembuluh tulang,hanya memiliki berkas lamelarnya saja. Terdapat duamacam sisik teleost yang dikenali, yaitu cycloid  dan ctenoid .Cycloid tersusun dari cincin konsentris atau circuli.Sedangkan sisik ctenoid dengan pinggiran yang kerassepanjang tepi posterior. Circuli yang baru, terletak dibawah,seperti lingkaran tahun pada pohon yang dapat dijadikansuatu bukti untuk melihat umur dari ikan yang akan diamati (Kardong, 2006).

BENTUK DAN TIPE EKOR IKAN NILA
Bagian ini merupakan perpanjangan dari anus kebagian posterior. Bentuk ekor tidak simetris, dengan bagiandorsal yang panjang dan cuping ventral kecil. Bentukekornya homocercal, memiliki rongga yang sama danmuncul secara simetris (Kardong, 2006).

Menurut Omar (2011) bahwa tipe ekor ikan terbagi menjadi empat macam berdasarkan perkembangan arah yg belakang vertebrate,yaitu:
1. Protocercal, ujung blakang vertebrae berakhir lurus pada ujung ekor
2. Heterocercal, ujung blakang vertebrae pada bagan ekor agak membelok ke arah dorsal sehingga caudal terbagi tdk simetris
3. Homocercal, ujung vertebrae pada bagian ekor agak membelok ke arah dorsal sehingga bila dilihat dari dlm tampak tidak simetris tp bila dilihat dari arah luar terlihat simetris
4. Dyphycercal, ujung nototchord luas ke arah caudal sehingga siri ekor terbagi secara simetris.

Bentuk sirip ekor, yaitu:
1. Rounded (membulat)
2. Truncate (berpinggirin tegak)
3. Wedge shape (bentuk baji)
4. Emarginate (berpinggiran berlekuk tunggal)
5. Double Emarginate (berpinggiran berlekuk ganda)
6. Forked (bercagak)
7. Lunate (bentuk sabit)
8. Ephicercal (bagian daun sirip atas lebih bsr)
9. Hypocercal (bagian daun sirip bawah lebih besar)

SISIK IKAN NILA
Menurut Burhanuddin (2008) bahwa bentuk sisik ikan dapat dibedakan atas beberapa tipe:
- Cosmoid, terdapat pada ikan-ikan purba yg telah punah
- Plakoid, merupakan sisik tonjolan kulit, banyak terdapat pada ikan yg termasuk kelas chondrichtyes
- Ganoid, merupakan sisik yg terdiri atas garam-garam ganoid, banyak terdapat pada ikan dan golongan actinopterygii
- Cycloid, berbentuk seperti lingkaran, umumnya terdapat pada ikan yang berjari-jari sirip lemah (Malacopterygii)
- Stenoid, berbentuk seperti sisir, ditemukan pada ikan yg berjari-jari sirip keras (Acanthopterygii)

Pada ikan nila terdapat sisik yang melingkupitubuhnya. Sisik pada ikan ini termasuk tipe teleost, yangtidak memiliki enamel, dentin dan lapisan pembuluh tulang,hanya memiliki berkas lamelarnya saja. Terdapat duamacam sisik teleost yang dikenali, yaitu cycloid  dan ctenoid .Cycloid tersusun dari cincin konsentris atau circuli.Sedangkan sisik ctenoid dengan pinggiran yang kerassepanjang tepi posterior. Circuli yang baru, terletak dibawah,seperti lingkaran tahun pada pohon yang dapat dijadikansuatu bukti untuk melihat umur dari ikan yang akan diamati(Kardong, 2006).

LINEA LATERALIS IKAN NILA
Pada bagian tengah badan ikan sebelah kanan dan kiri mulai dari kepala sampai ke pangkal ekor terdapat suatu bangunan yang kelihatannya seperti garis memanjang yang disebut garis rusuk atau garis sisi (linea lateralis). Garis rusuk dapat ditemukan baik pada ikan yg mempunyai sisik maupun tidak bersisik. Pada ikan yg bersisik, garis rusuk ini dibentuk oleh sisik yg memiliki pori-pori. Garis rusuk berfungsi sebagai indera keenam pada ikan yaitu, untuk mengetahui perubahan tekanan air yg terjadi sehubungan dengan aliran arus air untuk mengetahui jika ikan mendekati atau menjauhi benda-benda keras dan osmoregulasi (Omar, 2011).

GIGI IKAN NILA
Bentuk gigi rahang dapat digolongkan menjadi bentuk Cardiform, Villiform, Canine, dan Molariform. Gigi Cardiform berbentuk pendek, tajam, dan runcing, didapatkan pada Famili Serranidae. Gigi Villiform mirip dengan gigi cardiform, hanya lebih panjang dan memberikan gambaran seperti rumbai-rumbai, misalnya pada Plerois. Gigi Canine seringkali menyerupai bentuk taring, yang bentuknya panjang dan mengerucut, lurus atau melengkung, dan disesuaikan untuk mencengkeram. Bentuk gigi ini ditemukan pada ikan cucut. Gigi Incisor yang mempunyai pinggiran tajam digunakan untuk memotong, misalnya pada ikan Blennius sp. Gigi yang permukaannya rata digunakan untuk menumbuk dan menggerus makanan, termasuk jenis molariform; bentuk ini dipunyai oleh Raja., Holochepali, dan Sciaenidae (Lagler et al., 2007)

INSANG IKAN NILA
Insang terletak tepat di belakang rongga mulut.  Umumnya terdapat empat pasang lengkung insang pada ikan bertulang sejati, dan lima sampai tujuh pasang engkung insang pada Chondricthyes. Pada lengkung insang bagian depan terdapat tapis insang dan di bagian belakang terdapat filamen insang. Tapis insang melindungi filamen insang yang lembut dari kikisan material yang masuk, dan menghalangi material yang dmakan keluar melalui insang. Ikan yang memangsa makanan yang besar mempunyai tapis insang yang berukuran besar dan jumlahnya sedikit, seperti pada ikan Epinephelus areolatus dan Lethrinus mahsena (Salman et al., 2015).

PUBLISHER
Gery Purnomo Aji Sutrisno
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M., Saktiyono, Luthfi. 2007. IPA Terpadu. Jakarta: Erlangga
Abdurahman, S. 2008. Suplementasi Yeast Culture Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila. Skripsi. Malang: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya
Amri K., Khairul. 2008. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Jakarta: AgroMedia Pustaka
Burhanuddin, A.L. 2008. Pengetahuan Konsepsi Sistematika. Pemahaman Sistem Organ Ikan yang Berbasis SCL pada Matakuliah Ikhtiologi. UNHAS.
Burhanuddin, Andi Iqbal. 2008. Pengetahuan Konsepsi Sistematika & Pemahaman Sistem Organ Ikan yang Berbasis SCL pada Matakuliah Ikhtiologi. Makassar : UNHAS
Djarijah, Abbas Siregar. 2012. Pakan Ikan Alami. Yogyakarta
Djuanda. 2011. Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan. Jakarta: Grafindo Media Pratama
Google Image. 2016. http://www.googleimage.com/. Diakses pada tanggal 25 Februari 2016
Halim. 2014. Pola Warna Genetik dan Ikan Nila. Skripsi. Malang: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya
Kardong, M. Ghufran. 2015. Budidaya Ikan Nila di Kolam Terpal. Yogyakarta: Lily Publisher
Kardong. 2006. Exotoxicology of Amphibians and Reptiles. Vertebrates. United States of America: Setac
Kottelat, Brittany D., Joseph J. Cech Jr., Dietmar Kultz. 2006. Vol. (260) No. 1. Rapid Changes in Plasma Cortisol, Osmolality, and Respiration in Respone to Salinity Stress in Tilapia. Jurnal.
Lagle, Leven, Stickney, Meyer , 2007. Pengertian-ikan-secara-umum. Diakses pada 19 februari 2016, pada pukul 12.15 wib
 Lagler, M.F., Djaja S. Sjafei, Ridwan Affandi, Sulistiono, Johannes Hutabarat. 2007. Ikhtyologi. Bandung: Lubuk Agung
Lytle dan meyer,  W. 2006. Fishes An Introduction to Ichthyology, fourth edition. Prentice-Hall, Inc: USA
Lytle dan meyer,  W. 2014. Vertebrate Biology. United States of America: The Johns Hopkins University Press
Mudjiman, Ahmad. 2010. Budidaya Ikan Nila. Jakarta: Yasaguna
Murtidjo, Bambang. 2011. Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air Tawar. Yogyakarta: Kanisius
Omar, A. 2011. Ikhtiologi. Makasar: UNHAS.
Omar, A. 2011. Iktiologi. Makassar: UNHAS
Rahadjo, M.F. 2005. Ictiologi Sebagai Pedoman Kerja Praktikum. Bogor : IPB
Rahardjo, M.F., Djaja S. Sjafei, Ridwan Affandi, Sulistiono, Johannes Hutabarat. 2011. Ikhtyologi. Bandung: Lubuk Agung
Renata, Iskandar, 2008., Sistem Saraf. Makassar: Unhas Press
Ridho,P , Diah, Choirul Muslim, Syalfinaf Manaf, Endang W. Winarni. 2012. Biologi SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Rukmana, H. Rahmat. 2007. Ikan Nila, Budidaya dan prospek Agribisnis. Yogyakarta: Kanisius
Saktiyono. 2006. IPA Biologi. Jakarta: Erlangga
Salman, D, Burhanuddin, Omar, Amri. 2012. Efektifitas Ekstrak Kasar Steroid Testis Sapi Terhadap Perubahan Kelamin Betina Menjadi Jantan Pada Larva Ikan Nila. Skripsi. Malang: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya
Salman, Oman, Burhanuddin, iqbal. 2015. Biologi. Jakarta: Grafindo Media Pratama
Stickney. 2006. Panduan Budidaya Ikan Nila Sistem Karamba Jaring Apung. Jakarta: WWF-Indonesia
Susanto, Achmad. 2007. Budidaya 23 Komoditas Laut Menguntungkan. Jakarta: Penebar Swadaya

Post a Comment for "Ikan Nila; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"