Kerang Pisau; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll



Kerang pisau (Solen spp) merupakan salah satu jenis moluska dari kelas pelecypoda atau bivalva yang termasuk biota perairan non ikan dengan nilai ekonomis tinggi. Kerang pisau (Solen sp) mengandung antioksidan alami dan 17 asam amino yang terdiri atas 9 asam amino esensial. Kerang pisau dapat dijadikan makanan berupa camilan atau makanan ringan yang cukup mahal, sedangkan cangkangnya dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Meskipun serbuk kasar dan ekstrak polar yang bersifat antioksidan telah dipelajari sebelumnya, namun perlu dilakukan penelitian mengenai formulasi minuman produk untuk memperoleh manfaat dari minuman kesehatan berbasis kerang pisau.

KLASIFIKASI KERANG PISAU
Kingdom
: Animalia
Filum
: Mollusca
Sub filum
: Conchifera
Kelas
: Bivalva
Ordo
: Heterodonta
Sub ordo
: Veneroida
Famili
: Solenidae
Genus
: Solen
Spesies
: Solen spp.
Nama lokal
: Kerang Pisau

MORFOLOGI KERANG PISAU
Secara umum, ukuran Solen sp berkisar 5-7.5 cm bilamana dengan pertumbuhan maksimal. Bentuk atau morfologinya antara lain memiliki katub yang membuka satu sama lain dengan bentuk memanjang, berbentuk tipis, permukaan halus, dan sedikit mengkilap dengan kerutan konsentris sangat redup.

Kerang pisau memiliki cangkang yang panjang dengan dua sisi paralel, tubuhnya kecil memanjang, salah satu ujung tubuhnya berbentuk runcing seperti mata pisau, menempel dan berdiri tegak di pantai berpasir. Kadang kala lorjuk menarik badannya ke dalam pasir untuk berlindung dari musuh. 

Spesies kerang pisau (Solen  sp.) disebut juga  short razor, mempunyai panjang hanya 2 atau 3 inchi (5-7,5 cm) pada pertumbuhan maksimal. Kerang jenis ini berbentuk tipis, memanjang, dan tutupnya terbuka satu sama lain. Permukaannya halus dan agak mengkilap dengan kerutan konsentris sangat redup.

HABITAT KERANG PISAU
Hampir sebagian besar kelas bivalva, termasuk kerang pisau (Solen sp), memiliki habitat hidup berupa substrat pasir berlumpur dan kecepatan arus yang lemah (Wahyuni, et al. 2016).

Kerang Pisau atau Lorjuk menempati habitat bersembunyi atau menggali secara vertikal pada substrat pasir berlumpur, spesies ini berbentuk tipis, memanjang, dan cangkangnya terbuka satu sama lain. Permukaannya halus dan agak mengkilat. Menurut, persebaran lorjuk dipengaruhi oleh jenis sedimen pasir berlumpur, selain itu juga dapat dipengaruhi kondisi pasang surut perairan. Berbagai jenis lorjuk di Indonesia pernah ditemukan dan telah di identifikasi yaitu di Pantai Pamekasan Madura, Pantai Timur Surabaya, Pantai Kejawanan Cirebon, dan di Perairan Tanjung Solok Propinsi Jambi. Eksplitasi lorjuk terjadi di berbagai belahan dunia menggunakan berbagai macam teknik penangkapan karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi, selain itu spesies ini mengandung asam amino yang lengkap, yaitu 9 asam amino esensial dan 8 asam amino non esensial serta memiliki taurin   yang potensial untuk menurunkan kadar kolestrol. Eksploitasi lorjuk secara komersil dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan khususnya di beberapa negara seperti Eropa, Amerika Selatan, dan Asia. Salah satu negara yang mengeksploitasi lorjuk yaitu Indonesia. Tingginya eksploitasi yang dilakukan masyarakat Indonesia terhadap lorjuk akan berdampak pada kelangsungan hidup populasinya (Wahyu N, 2016).

CIRI-CIRI KERANG PISAU
Ukuran Spesies kerang pisau Solen vaginalis disebut juga razor clams, mempunyai panjang hanya 2 atau 3 inchi (5-7,5 cm) pada pertumbuhan maksimal. Kerang jenis ini berbentuk tipis, memanjang dan tutupnya terbuka satu sama lain. Permukaannya halus dan agak mengkilap, warnanya coklat tua dengan kerutan konsentris sangat redup, sedangkan jenis spesies kerang pisau Solen grandis yang mempunyai panjang maksimal 2-3,5 cm. Memiliki warna yang kuning cerah permukaan halus, bentuk tipis, cangkangnya relatif pendek dan memiliki tutup yang terbuka satu sama lain (Abida, et al. 2014).

REPRODUKSI KERANG PISAU DAN SIKLUS HIDUP
Gonad pada Solenidae terletak di sekitar usus dan pada saat dewasa memanjang hingga ke bagian kaki. Setiap pasang saluran gonad membentuk percabangan saluran yang lebih kecil dan berakhir pada suatu serangkaian folikel yang berfungsi untuk melepaskan gamet. Folikel – folikel gonad tersebut berperan dalam pembentukan gamet jantan (spermatogenesis) dan betina (oogenesis) (Costa, 2012). Secara umum kerang memiliki fertilisasi eksternal dan larva plankton. Gamet di keluarkan ke lingkungan terbuka, di mana akan terjadi fertilisasi. siklus hidup dari clam dapat dilihat pada gambar di bawah ini:


Pembentukan larva clams memiliki karakterisitik yang berbeda pada tiap tahapan. Ketika terjadi fertilisasi, embrio akan memulai pembelahan, pada tahap selanjutnya akan menjadi pyriformtrochophore, yang dapat berenang. Setelah itu tahapan larva adalah D-larva yg berbentuk lurus dangan ujung mengkait dan memiliki dua cangkang, sistem pencernaan lengkap dan organ yang disebut velum yang khas pada larva bivalvia. Ketika larva berenang melalui kolom perairan, velum berfungsi untuk mengumpulkan fitoplankton sebagai sumber makanan larva. Larva akan berenang, makan, dan tumbuh sementara organ umbones yang berupa tonjolan dari cangkang mulai berkembang. Ketika larva mendekati masa dewasa, kaki mulai terbentuk dan lembaran insang mulai ada, namun velum tetap dalam tahap pediveliger. Velum akan hilang dan branchia akan berkembang. Selanjutnya larva akan mendiami suatu tempat dan bermetamorfosa menjadi postlarva. Metamorfosis merupakan masa yang kritikal pada perkembangan bivavia dimana selama tahapan tersebut, indivdu akan berubah dari bentuk planktonik yang bergerak menjadi benthik sedentaire. Postlarva memiliki morfologi yang mirip dengan individu dewasa dan meliang didalam substrat. Pada tahapan ini pertumbuhan terjadi dengan cepat. Waktu yang dibutuhkan suatu spesies untuk mecapai ukuran komersial bervariasi tergantung pada faktor yang mempengaruhi seperti lokasi, subtidal dan intertidal bed, kondisi lingkungan, variasi genetis. Pembentukan sel telur (oosit) pada betina. Di awal embryogenesis, sel germinal primordial dimulai dengan mitosis, dimana akan membentuk oogonia diploid. Oosit primer berkembang dari oogonium. Kemudian pembelahan meiosis I menghasilkan Oosit sekunder dan badan polar I. Berlanjut pada pembelahan meiosis II membentuk sel telur dan jadi badan polar kecil, ketika sel sperma menuju oosit sekunder. Meiosis selesai dan badan polar II memisah dari ovum. Sperma haploid dan sel telur matang lalu menyatu membentuk proses fertilisasi (Wahyu N, 2016).

PERAN DI PERAIRAN
kerang pisau memiliki peran penting dalam perairan seperti dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material organik yang memasuki perairan serta menduduki beberapa tingkatan trofik dalam rantai makanan.

TINGKAH LAKU KERANG PISAU
Kerang pisau seperti halnya jenis kerang-kerangan lainnya memiliki sifat cara makan dengan sistem feeder filter, ia akan memakan mikro algae dan bahan kimia serta bahan beracun (termasuk logam berat) yang terlarut di dalam air maupun dalam mikro algae yang kemudian akan diserap dan dicerna serta diakumulasikan bersama protein di dalam tubuhnya. Apabila daging kerang tersebut dikonsumsi manusia, tentu akan terakumulasi di tubuh manusia.

MANFAAT KERANG PISAU
Moluska merupakan kelompok hewan terbesar kedua dalam kerajaan binatang setelah filum Arthropoda. Terdapat lebih dari 60.000 spesies hidup dan 15.000 spesies fosil (Brusca & Brusca 1990). Beberapa jenis moluska merupakan komoditi perikanan yang potensial untuk dikembangkan. Salah satunya adalah jenis bivalvia dan gastropoda yang keberadaannya cukup melimpah di wilayah perairan tropis dan merupakan sumber protein hewani yang baik dengan harga yang relatif murah. Di Eropa dan Amerika Utara, kerangkerangan termasuk jenis makanan yang bergengsi dan mahal (Andamari & Subroto 1991). Kerang merupakan sumber vitamin B12 dan nutrisi penting bagi kesehatan. Vitamin ini berperan dalam melumpuhkan homosistein, zat kimia yang dapat merusak dinding pembuluh darah (Furkon 2009). Defer et al. (2009) melaporkan bahwa organisme yang hidup di dasar perairan menghasilkan metabolit sekunder sebagai respon terhadap tekanan ekologi seperti persaingan ruang, pencegahan dari predator serta kemampuan dan keberhasilan untuk bereproduksi. Beberapa metabolit sekunder yang dimiliki organisme perairan menunjukkan adanya aktivitas farmakologi dan merupakan kandidat-kandidat baru untuk bahan obat obatan (Pringgenies 2010). Organisme invertebrata bentik perairan, merupakan salah satu sumber senyawa bioaktif baru yang cukup menjanjikan. Beberapa moluska mempunyai peluang untuk digunakan sebagai minuman kesehatan yaitu kerang pisau yang kaya akan taurin (Nurjanah et al. 2008) dan memilki aktivitas antioksidan (Nurjanah et al. 2011). Kerang pisau (Solen spp) merupakan salah satu jenis moluska dari kelas pelecypoda atau bivalva yang termasuk biota perairan non ikan dengan nilai ekonomis tinggi. Kerang ini sudah dikenal oleh masyarakat Cirebon dengan nama mbet, sedangkan didaerah Madura dikenal dengan nama lorjuk. Kerang ini biasanya dijadikan makanan berupa camilan atau makanan ringan yang cukup mahal, sedangkan cangkangnya oleh masyarakat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Namun tidak menutup kemungkinan dijadikan produk lain yang lebih bermanfaat. Menurut Nurjanah et al. (2008) kerang pisau mengandung 17 asam amino yang terdiri atas 9 asam amino esensial. Asam amino esensial kerang pisau yang tertinggi adalah leusin sebesar 0,535%, lisin 0,502% dan valin 0,44%. Sedangkan asam amino non esensial yang paling tinggi yaitu asam glutamat sebesar 0,959%, asam aspartat 0,583% dan glisin 0,391%. Namun secara keseluruhan komposisi asam glutamat pada kerang pisau lebih tinggi dibandingkan jenis kerang lainnya .Kerang pisau juga mengandung taurin yaitu sebesar 0,103 g/100g (Nurjanah et al. 2008). Selain itu ekstrak kasar kerang pisau mengandung lima komponen bioaktif berupa komponen alkaloid, steroid, flavonoid, karbohidrat, dan asam amino (Nurjanah et al. 2011).

Kerang pisau (Solen spp) merupakan salah satu jenis kerang yang sudah dikenal oleh masyarakat Jawa Timur yang biasa disebut lorjuk. Kerang pisau hanya dikonsumsi oleh masyarakat setempat sebagai makanan cemilan dan dijadikan oleh-oleh khas Jawa Timur khususnya Madura. Salah satu kandungan zat gizi yang menonjol pada kerang pisau adalah asam lemak. Komoditas perikanan umumnya merupakan sumber asam lemak omega 3. Kerang pisau juga memiliki kandungan kolesterol. Kolesterol memiliki peran penting di dalam tubuh, akan tetapi jika berlebihan dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh arteri. Kerang juga terkenal kaya akan kandungan mineral.

PENULIS
Yoan Oktavia
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015

EDITOR
Gery Purnomo Aji Sutrisno
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015

DAFTAR PUSTAKA
Abidam, I. W., E. A. Wahyuni dan M. Efendy. 2014. Hubungan Panjang Berat Lorjuk (Solen spp) Di Perairan Pesisir Pantai Selatan Pulau Madura. Jurnal Kelautan. 7(1): 1-7.
Google image.2015.solen sp. http://www.google image.com. diakses pada tanggal 29 oktober 2015.
http://www.dfw.state.or.us/MRP/shellfish/razorclams/index.asp. Diakses tanggal 29 oktober 2015.http://www.fat-the-land.blogspot.com. Diakses tanggal 29 oktober 2015
http://www.guiamarina.com. Diakses tanggal 29 oktober.
http://www.inmagine.com. Diakses tanggal 29 oktober 2015
http://www.scienceshot-razor-clams-create. Diakses tanggal tanggal 29 oktober 2015
Kastawi, 2001. Avertebrata air. Uinpres: malang.
Romimohtarto, 2001. Biologi laut. Jakarta : Angkasa putra
Suhardi, 2007. Avertebrata air. Uin pres : Jakarta
Wahyu, S. T. 2016. Studi Tingkat Kematangan Gonad Lorjuk (Solen sp) Di Pantai Pamekasan Madura. SKRIPSI. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. ITS, Surabaya. Hal 1-83.
Widyaswari, S. G., Nurjanah., K. Tarman. 2011. Formulasi Minuman Fungsional Berbahan Dasar Kerang Pisau (Solen sp). Prosiding Pertemuan Ilmiah dan Seminar Nasional MPHPI. IPB Bogor. Hal 1-5
Wijarni, 1990. Avertebrata air. Malang : UB press.
Wijarni, Afriati, D. 1984. Avertebrta air. Malang. UB press.
Zipcodezoo.2015.solen sp. http://zipcodezoo.com. Diakses pada tanggal 29 oktober 2015.

Post a Comment for "Kerang Pisau; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"