Aeromonas hydrophila; Klasifikasi, Morfologi, Habitat, Etc


 

Gambar Bakteri Aeromonas hydrophila yang Diamati di Mikroskop dengan  Perbesaran 100x (Dokumen Pribadi, 2014).

 

Klasifikasi Aeromonas hydrophila

Klasifikasi bakteri Aeromonas hydrophila menurut Holt dan Krieg (1984), adalah sebagai berikut :

Kingdom : Protista

Divisi : Bakteria

Klass : Schizomycetes

Ordo : Pseudomondales

Famili : Vibrionaceae

Genus : Aeromonas

Spesies : Aeromonas hydrophila

 

Menurut Gardenia et al. (2010), Aeromonas hydrophila merupakan bakteri gram negative berbentuk batang yang banyak ditemukan di lingkungan air tawar dan air payau. Aeromonas hydrophila dikenal sebagai bakteri oportunis karena biasanya menimbulkan masalah pada saat ikan sedang mengalami stress. Pemeliharaan pada padat tebar tinggi merupakan salah satu factor yang menimbulkan stress pada ikan.

 

Menurut Jangkaru (1999), Aeromonas hydrophila termasuk bakteri yang dapat menyebabkan penyakit sistematik yang dapat menimbulkan kematian ikan secara masal. Bakteri ini berbentuk batang berukuran 2-3 mikron, bergerak dengan rambut getar dan merupakan gram negative. Gejala klinis yang ditimbulkan antara lain infeksi di bagian tubuh maupun sirip dan kadang-kadang diikuti dengan mata menonjol, pendarahan pada bagian tubuh, sisik terkuak, perut busung, ikan lemah, dan sering berada di permukaan air atau dasar kolam.

 

Habitat Aeromonas hydrophila

Genus Aeromonas hydrophila mempunyai habitat di lingkungan perairan tawar. Keberadaan Aeromonas disuatu perairan erat hubungannya dengan jumlah bahan organic di perairan atau sedimen dasar. Bakteri ini diakui sebagai patogen dari hewan aquatik yang berdarah dingin. Penyakit yang disebabkan oleh Aeromonas hydrophila ini lebih banyak menyerang ikan di daerah tropis dan derah sub tropis dibandingkan dengan daerah dingin. Karena daerah tropis dan daerah sub tropis kandungan bahan organiknya lebih tinggi dibandingkan dengan daerah dingin (Prajitno, 2007)

 

Bakteri ini dapat bertahan dalam lingkungan aerob maupun anaerob dan dapat mencerna material-material seperti gelatin dan hemoglobin. Aeromonas hydrophila resisten terhadap chlorine serta suhu yang dingin (faktanya Aeromonas hydrophila dapat bertahan dalam temperatur rendah ± 4 ºC), tetapi setidaknya hanya dalam waktu 1 bulan. Sebagian besar isolat Aeromonas hydrophila mampu tumbuh dan berkembangbiak pada suhu 37ºC dan tetap motil pada suhu tersebut. Disamping itu, bakteri Aeromonas hydrophila mampu tumbuh pada kisaran pH 4,7-11 (Rahman, 2008).

 

Infeksi dan Tanda Penyerangan Bakteri Aeromonas hydrophila

Aeromonas hydrophila umumnya menyebabkan infeksi pada seluruh tubuh disertai dengan pendarahan pada organ dalam tubuh ikan. Bakteri ini dapat menyebar secara cepat pada padat penebaran tinggi yang bisa mengakibatkan kematian hingga 90%. Infeksi bakteri Aeromonas hydrophila bersifat sekunder yaitu bakteri akan masuk dalam tubuh ikan jika ada kerusakan jaringan yang disebabkan oleh kerusakan fisik atau karena serangan virus atau mikroorganisme lainnya (Prajitno, 2007).

 

Menurut Solikhah (2009), pada beberapa kasus, kematian ikan akibat infeksi Aeromonas hydrophila tidak ditandai dengan kerusakan pada organ eksternal. Kerusakan dapat terjadi sebagai akibat infeksi lokal pada tempat luka atau penempelan oleh parasit. Infeksi Aeromonas hydrophila dapat merupakan asosiasi dengan parasit, luka atau patogen lain. Akibatnya seperti dikemukakan oleh Austin dan Austin (1986), bahwa bakteri ini akan semakin patogen dan membahayakan sistem kekebalan ikan budidaya. Ikan yang terinfeksi Aeromonas hydrophila memperlihatkan tanda-tanda berupa tingkah laku ikan tidak normal, berenang lambat, menghirup oksigen di permukaan air, dan nafsu makan menurun. Tanda lainnya seperti sirip rusak, kulit kering dan kasar, lesi kulit yang berkembang menjadi tukak, dan mata menonjol (exophthalmus), serta terkadang perut menggembung berisi cairan kemerahan.


Penulis

Mahasiswa/Mahasiswi 

Fpik Universitas Brawijaya 


Publisher

Gery Purnomo Aji Sutrisno

Fpik Universitas Brawijaya Angkatan 2015

 

Daftar Pustaka

Gardenia, L. et.,al. 2010. Aplikasi Deteksi Aeromonas hydrophila Penghasil Aerolysin Dengan Menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR). Hal : 877-883.

Holt, J. G., N. R. Krieg, P. H. A. Sneath, J. T. Staley, and S. T. Williams. 1994. Bergey’s Manual® of Determinative Bacteriology. 9th ed. Williams and Wilkins. A Waverly Company. London.

Jangkaru, Z. 1999. Budidaya kan di Kolam Tadah Hujan. Penerbit Swadaya. Jakarta. 72 hlm.

Prajitno, A. 2007. Penyakit Ikan-Udang Bakteri. UM Press. Malang.

Rahman, M, F. 2008. Potensi Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya Pada Ikan Gurami yang Diinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 62 hlm.

Solikhah, E, H. 2009. Efektivitas Campuran Meniran Phylllanthus niruri dan Bawang Putih Allium sativum  Dalam Pakan Untuk Pengendalian Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila Pada Ikan Lele Dumbo Clarias sp. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 74 hlm.

Post a Comment for "Aeromonas hydrophila; Klasifikasi, Morfologi, Habitat, Etc"